REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Memperbaiki wilayah pesisir utara Jakarta yang kumuh dan cenderung termarjinalkan, menurut calon wakil Gubernur (cawagub) dari pasangan nomor 6, Nono Sampono wilayah pesisir perlu diubah menjadi Water Front City.
Konsep menjadikan Jakarta sebagai Water Front City ini, jelas Nono, meniru Singapura. Yaitu melakukan reklamasi ramah lingkungan secara besar-besaran untuk memperluas wilayah pesisirnya.
Nono mengungkapkan, wilayah yang tereklamasi itu kemudian perlu dilakukan untuk menata ulang wilayah. Yaitu dengan membangun rumah susun nelayan dan memperbanyak wilayah terbuka hijau.
"Konsep water front city ini menjadikan wilayah pesisir sebagai beranda depan Jakarta, tidak seperti sekarang seolah menjadi wilayah dapur Jakarta," ungkap Nono kepada Republika, Selasa, (29/5).
Nono juga memprogramkan membangun salah satu pabrik pengolahan sampah terbesar di wilayah pesisir. Pembangunan pabrik recycle pengolahan sampah ini untuk membersihkan semua sampah pesisir dan menjadikan sampah sebagai sumber energi dan pemasukan baru bagi warga pesisir.
"Dengan adanya pabrik pengolahan sampah ini, diharapkan pembersihan lingkungan pesisir lebih cepat dan terpadu," ujarnya.
Nono juga berjanji memperbaiki wilayah kepulauan seribu sebagai aset wisata maritim Jakarta. Yaitu dengan memperbaiki fasilitas dan infrastruktur pariwisata di kepulauan seribu.
Semua ini, jelas Nono memberdayakan sumber Daya Manusia (SDM) dari warga pesisir sehingga kesejahteraan meningkat karena banyak pilihan lapangan pekerjaan. "Jadi mereka tidak hanya mengandalkan menjadi nelayan dan buruh pelabuhan saja," ungkap Nono.
Bila Jakarta Water Front City ini berjalan baik maka, Nono akan melarang akses private dari pihak swasta terhadap wilayah pesisir. Ini bertujuan agar semua warga Jakarta dapat menikmati wilayah pesisir yang bersih dan tertata. "Warga Jakarta seharusnya tidak perlu membayar untuk menikmati pantai dan pesisir Jakarta yang bersih," terangnya.