REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla menilai calon gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo, memiliki banyak kelebihan dibanding cagub lainnya. Jokowi dan calon wakil gubernurnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) disebut JK sebagai tokoh yang bersih.
"Jokowi dan Basuki itu clean (bersih), hampir tak ada isu negatif seperti korupsi maupun moral," katanya saat meninjau kesiapan armada PMI untuk menghadapi kekeringan yang terjadi di Pulau Jawa, di Jakarta, Jumat (13/7).
JK mengatakan, masyarakat kini memilih calon pemimpin berdasarkan rekam jejak (track record). Jokowi, kata JK, memiliki jiwa kepemimpinan yang jelas walaupun Solo, kota yang dipimpin Jokowi, adalah kota kecil.
Ketua Umum PMI itu mengatakan, sikap sederhana yang ditunjukkan Jokowi juga menambah nilai tambah bagi cagub yang hingga kini masih menjabat sebagai Walikota Solo itu. "Jokowi itu low profile. Masyarakat kini memilih secara personal, tidak terpengaruh dengan partai politik," kata JK.
Masyarakat menurut JK sudah bosan dengan janji-janji yang diberikan para calon pemimpin, tapi tak juga merasakan buktinya. Menurut JK, tren masyarakat yang seperti itu semakin terlihat jelas di Pemilukada DKI Jakarta yang baru saja dilaksanakan.
Mantan Ketua Umum Partai Golkar itu juga memprediksi, jika ada putaran kedua, pasangan Jokowi-Basuki (Ahok) bisa memenangkan pilkada karena masyarakat lebih memilih cagub-cawagub yang memiliki kesempatan menang lebih besar. "Dengan selisih 10 poin, orang akan lebih memilih calon yang hampir menang," katanya.
Hingga saat ini, pasangan Joko Widodo dan Basuki Tjahaja Purnama berada di posisi teratas dalam hasil pemungutan suara versi hitung cepat yang dilakukan sejumlah lembaga independen.
Pasangan incumbent Fauzi Bowo dan Nachrowi Ramli berada di posisi kedua. Sedangkan posisi ketiga ditempati pasangan Hidayat Nurwahid-Didik J. Rachbini yang disusul berturut-turut oleh pasangan Faisal Basri-Biem Benyamin, Alex Noerdin-Nono Sampono dan Hendardji Soepandji-Ahmad Riza Patria di posisi keempat, kelima dan keenam.