REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah kalangan memprediksikan Pemilukada DKI Jakarta putaran kedua berbeda-beda. Ketua Umum Partai Hanura, Wiranto, meyakini kalau memasuki putaran kedua ini, hasilnya akan berbeda dari putaran pertama. Meskipun diakuinya, hal itu akan tergantung pada bagaimana kedua pasangan mencoba membangun citra di masyarakat.
''(Hasil di putaran kedua) Beda lagi. Makanya kampanye itu sebenarnya cuci otak para pemilih untuk disesuaikan dengan apa yang dimaui,'' katanya di Jakarta, Selasa (17/7) malam.
Hanya saja, ia mengimbau agar pada putaran kedua mendatang tiap pasangan calon jujur, terbuka, dan tidak melakukan politik uang. Ia menilai, keputusan siapa yang dipilih nanti harus dipikirkan secara matang. Pasalnya, begitu masyarakat salah memilih pemimpin, maka akan menderita selama lima tahun mendatang.
Makanya, ucap dia, pemimpin harus tahu masalah dan mencari solusi yang tepat. Untuk itu dibutuhkan pengalaman dan ilmu. ''Bagi saya hanya berharap siapa pun pemenangnya akan memenuhi kriteria pemimpin Jakarta yang punya pengalaman, ilmu dan tahu masalah serta solusinya.''
Mengenai hasil survei yang bertolak belakang dengan penghitungan cepat, dinilanya terjadi karena tak memperhitungkan aspek psikologi massa yang dinamis dan tak bisa diikuti setiap saat. Ini lantaran, psikologi massa itu lebih bersifat berubah-ubah dan tendensi.