Kamis 30 Aug 2012 15:15 WIB

Sejarawan: Tak Ada Perhatian Cagub ke Museum

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Dewi Mardiani
Museum Bahari, Jakarta Utara, Minggu (5/2). (Republika/Prayogi)
Museum Bahari, Jakarta Utara, Minggu (5/2). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kondisi Museum Maritim Bahari yang tidak terawat dan tidak diperhatikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta disayangkan oleh Sejarahwan Universitas Indonesia, JJ Rizal. Begitu pula dengan para calon gubernur DKI Jakarta yang tidak memberikan perhatian terhadap keberadaan museum bersejarah ini.

Museum Maritim Bahari yang berada di Jalan Pasar Ikan I, Penjaringan, Jakarta Utara itu terlihat tak terawat dan kotor, Kamis (30/8). Selain itu, kayu penyangga bangunan juga tampak keropos sehingga dikeluhkan oleh para pengunjung.

Menurut JJ Rizal, pada pemilihan gubernur ini tidak ada calon gubernur yang memberikan perhatian terhadap keberadaan museum bersejarah di Jakarta. Ia menyayangkan hal ini. "Harusnya bisa jadi perhatian sendiri, karena merupakan identitas sejarah masyarakat Jakarta," kata Rizal saat dihubungi, Kamis (29/8).

Tidak adanya perhatian dari para calon gubernur ini dinilai menjadi krisis kultural dan historis Kota Jakarta. Ia menambahkan bagi masyarakat Indonesia, keberadaan museum bukan menjadi hal yang penting lagi. Sehingga, tidak ada satu pun calon gubernur yang memberikan perhatian terhadap kultural historis Kota Jakarta.

"Program kampanye calon gubernur DKI itu seperti proyek jual beli. Jika masyarakat merasa keberadaan museum kurang penting, maka calon gubernur pun tidak mengonsentrasikan keberadaan museum menjadi salah satu program kampanye yang ditawarkan," ungkapnya.

Bahkan para kelompok pencinta museum sendiri tidak punya perhatian, karena tidak ada kesadaran historis. Pengelolaan museum bersejarah seharusnya diperhatikan karena dikhawatirkan keberadaan lingkungan sekitar museum dapat menjadi ancaman. Karena itu, ia menyarankan pemerintah kota dan pemerintah pusat lebih peduli untuk menjaga identitas historis bangsa.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement