Jumat 07 Dec 2012 22:22 WIB

Kongres Gabungan Terancam Batal

Rep: Satria Kartika Yudha/ Red: Chairul Akhmad
Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin (kanan), dan Ketua Umum PSSI versi Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) La Nyalla Mattaliti.
Foto: Antara/Dhoni Setiawan
Ketua Umum PSSI Djohar Arifin Husin (kanan), dan Ketua Umum PSSI versi Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) La Nyalla Mattaliti.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Komite Penyelamat Sepakbola Indonesia belum juga menemui kata sepakat mengenai penyelesaian konflik sepak bola Tanah Air.

Padahal, tenggat waktu yang diberikan FIFA tinggal menghitung hari, yakni 10 Desember 2012. Lewat dari itu, FIFA akan memberikan sanksi kepada Indonesia.

Kemungkinan Indonesia terkena sanksi pun terbilang besar. Pasalnya, hingga saat ini PSSI dan KPSI masih berselisih paham mengenai penyelenggaraan kongres.

Kongres penting untuk memutuskan jalan keluar atas konflik dualisme kompetisi seperti yang telah diembankan FIFA dan AFC melalui Komite Bersama atau Joint Committee (JC).

PSSI memutuskan tetap menggelar kongres di Palangkaraya, Kalimantan Tengah  pada tanggal 10 Desember 2012. Meski memutuskan untuk menyertakan pemilik suara (voter) peserta Kongres Luar Biasa (KLB) Solo Juni 2011, KPSI menolak rencana tersebut.

Sekretaris Jenderal PSSI, Halim Mahfudz mengatakan, keputusan menyertakan voter Solo dilakukan untuk mengakomodir MoU yang telah disepakati kedua belah pihak di Kuala Lumpur, Malaysia pada 7 Juni lalu.

Meski begitu, PSSI tetap akan menyertakan voter Palangkaraya yang telah mengikuti kongres PSSI pada Maret lalu. Alasannya adalah untuk menghargai statuta PSSI. "Ini kami lakukan untuk mengakomodir MoU dan Statuta. Jadi, peserta kongres menggunakan voter Solo dan Palangkaraya," kata Halim di kantor PSSI, Jumat (7/12).

Sebelumnya, PSSI dan KPSI melalui JC telah menyepakati menggelar satu kongres dengan menggunakan voter Solo. Kesepakatan ini dicapai setelah adanya pertemuan kedua belah pihak dengan mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallaranggeng di Kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta, Rabu (5/12).

Hal itulah yang menjadi alasan KPSI untuk bersikeras menuntut diselenggarakannya kongres menggunakan voter Solo. Ketua KPSI La Nyalla Mattalitti bahkan secara tegas tidak akan menghadiri kongres di Palangkaraya nanti.

La Nyalla beralasan, keputusan penyelenggaraan kongres Palangkaraya mencederai kesepakatan yang dibuat JC. "Saya tidak akan datang. Begitu pun dengan para voter Solo," tegas La Nyalla.

Akibat adanya perselisihan paham itu, La Nyalla bahkan menegaskan untuk menggelar kongres secara terpisah. Rencananya, kongres KPSI ini akan dilaksanakan pada tanggal 9 Desember 2012 bertempat di Jakarta. "Mereka tidak menghargai kesepakatan. Kami akan gelar kongres secara terpisah," tegas La Nyalla.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement