REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Menlu Inggris William Hague mengatakan, menteri luar negeri negara-negara Uni Eropa kembali akan membahas perdamaian Timur Tengah. Rundingan soal Timur Tengah mencuat lantaran semakin tingginya eskalasi politik di kawasan tersebut.
Para menteri bertemu di Brussels, Belgia Senin (10/12) waktu setempat. Banyak persoalan yang menjadi topik sentral dalam pertemuan dadakan kali ini.
“Ada kebutuhan mendesak untuk kembali mengawali proses perdamaian (di Timteng),” ujar Hague kepada The Associated Press, Senin (10/12).
Hague membocorkan satu persoalan yang akan alot, yaitu konflik Israel dan Palestina yang akan menjadi prioritas utama.
Suara Uni Eropa, ungkap dia, masih pecah menyoroti rencana Israel yang akan membangun tiga ribu unit perumahan di wilayah ilegal. Menurutnya perlu ada satu suara dari Benua Biru mengenai okupasi paksa tersebut.
“Saya berharap Uni Eropa akan menentang itu (pembangunan),” ujar dia.
Dia juga menjelaskan akan adanya rencana advokasi dari Uni Eropa untuk memboikot semua produk Israel yang dihasilkan dari wilayah pendudukan.
“Persoalan label dagang mungkin akan muncul. Tapi tidak menjadi agenda khusus,” papar Hague.
Rencana Israel melanjutkan proyek pemukiman di Yerusalem Timur mendapat kecaman keras dari negara-negara Eropa. Setidaknya empat negara inti Organisasi Regional Uni Eropa mengekspresikan kekecewaan tersebut dengan memanggil duta besar Israel di masing-masing negara anggota, Senin (3/12) lalu.
Namun, hingga sekarang belum ada pernyataan resmi dari Uni Eropa mengenai tindakan dan keceman resmi dari rencana pembangunan perumahan untuk 40 ribu warga Yahudi di Palestina tersebut.