Senin 24 Dec 2012 16:10 WIB

Bakso di Jateng Dijamin Bebas Babi

Sate Bakso Babi (Ilustrasi)
Foto: IFOOD TV
Sate Bakso Babi (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso Indonesia (Apmiso) Jawa Tengah menjamin bakso yang dijual pedagang di wilayah itu bebas dari campuran daging babi maupun celeng (babi hutan).

"Kami jamin pedagang bakso yang tergabung dalam Apmiso, khususnya di Jateng tidak mencampur baksonya dengan daging babi maupun celeng," kata Ketua Apmiso Jateng Lasiman di Semarang, Senin (24/12).

Ia mengakui isu peredaran bakso campuran daging celeng belakangan ini seiring melonjaknya daging sapi memengaruhi minat masyarakat mengonsumsi makanan itu sehingga membuat penjualan bakso anjlok 20-30 persen.

Bahkan, akibat penurunan omzet itu membuat banyak sekitar 30 persen pedagang bakso keliling memilih pulang kampung. Jumlah pengusaha bakso di Jateng mencapai 30 ribu orang, 40 persen di antaranya pedagang keliling.

Padahal, kata dia, pedagang bakso sekarang ini tengah menghadapi kesulitan akibat melejitnya harga daging sapi di pasaran yang tak kunjung turun, dan membuat semakin sulit mendapatkan untung.

Meski demikian, pemilik warung bakso 'Punakawan Petruk' itu menjamin anggota Apmiso Jateng tidak akan berbuat 'nakal' dengan mencampur bakso buatannya dengan daging babi maupun celeng.

Menurut dia, harga daging babi ternak di pasaran justru lebih mahal dibandingkan harga daging sapi, sementara daging celeng hampir tidak ditemui di pasaran di wilayah Jateng, khususnya Kota Semarang.

"Populasi babi hutan atau celeng kebanyakan kan di luar Jawa. Logikanya, kalau masuk pasaran Jateng, termasuk Kota Semarang memerlukan biaya transportasi yang mahal, apakah mungkin (masuk pasaran)?" katanya.

Apmiso Jateng, kata Lasiman yang juga Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Kaki Lima Indonesia (APKLI), sudah menyosialisasikan kepada pedagang untuk memilih daging sapi impor sebagai solusi.

"Melonjaknya daging sapi lokal bisa disiasati dengan mencampur daging sapi impor yang harganya lebih murah. Harga daging sapi lokal sekarang mencapai Rp82-85 ribu/kilogram, sementara impor hanya Rp60 ribu/kg," katanya.

Dengan komposisi 50:50 antara daging sapi lokal dan impor, kata dia, pedagang bakso bisa menyiasati untuk tanpa mengubah kualitas cita rasa, bahkan justru lebih bagus dibanding hanya menggunakan daging sapi lokal.

"Pedagang bakso di Semarang sudah menerapkannya, kota-kota lain juga. Karena itu, jangan khawatir mengonsumsi baik. Kami jamin bakso yang dijual di Jateng, khususnya Kota Semarang halal dan sehat," kata Lasiman. 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement