Senin 31 Dec 2012 06:32 WIB

Pasta Gigi dan Obat Kumur (1)

Rep: Susie Evidia Y/ Red: Chairul Akhmad
Pasta gigi dan obat kumur (ilustrasi).
Foto: ayotradefx.com
Pasta gigi dan obat kumur (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, Titik kritis pasta terdapat pada pengental. Bila bahannya berasal dari hewan yang halal dan disembelih sesuai syariat, aman dikonsumsi.

Ingin memiliki gigi putih, bersih, dan kuat? Sikatlah gigi Anda secara rutin tiap hari.

Langkah ini bisa dilakukan memakai pasta gigi. Selain menjaga kesehatan gigi dan gusi, pasta gigi membuat gigi menjadi bersih, putih, dan napas segar.

Tak semua jenis pasta gigi aman dipergunakan. Bagi umat Islam, penggunaan pasta tersebut harus sesuai dengan prinsip kehalalan dan ketayiban. Karena bahan-bahan tersebut rentan masuk ke dalam mulut, tertelan, walaupun setelah itu dikeluarkan kembali.

Menurut Auditor LPPOM MUI, Drs Chilwan Pandji Apt MSc, ada dua fase produksi pasta gigi, yakni cair dan lemak. Untuk menyatukan kedua bahan tersebut dibutuhkan emulsifier atau pengental. Bahan pengental ada yang terbuat dari hewani dan tumbuhan.

Jika bahan dari tumbuhan yang menjadi pilihan, aman bagi umat Islam. Sebaliknya, bahan pengemulsi yang diambil dari hewan harus ditelusuri, apakah dari hewan halal atau tidak.

Bila bahan dasarnya berasal dari babi, ini bisa berdampak pada keharaman pasta. “Titik kritis dari pasta gigi adalah bahan pengemulsinya,” kata Pandji.

Ada juga pasta gigi yang memilih bahan pengemulsi dari hewan selain babi. Walaupun jenis hewannya halal, harus ditelusuri proses penyembelihannya. Sebab, jika penyembelihannya tidak sesuai syariat, hukumnya sama dengan memakan bangkai.

Untuk mengetahui bahan emulsi pasta gigi dari bahan halal atau haram, tidak bisa dirasakan, apalagi dilihat secara kasat mata. Caranya, melalui penelusuran bahan-bahan yang digunakan di pasta gigi.

“Oleh karena itu, untuk lebih amannya, pilih pasta gigi yang sudah mencantumkan label halal karena telah melalui penelitian LPPOM MUI,” saran Pandji.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement