Selasa 01 Jan 2013 15:24 WIB

Pemuka Agama India Diminta Ceramah Isu Perempuan

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Dewi Mardiani
Korban perkosaan (ilustrasi).
Foto: blogspot.com
Korban perkosaan (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Menanggapi kematian tragis gadis yang diperkosa bergiliran, kelompok muslim terkemuka di India menyerukan agar pemuka agama mengimbau masyarakat melawan kejahatan terhadap perempuan.

"Saya meminta para pemuka agama di seluruh negeri untuk menyampaikan isu keadilan dan penghormatan terhadap perempuan dalam pidatonya, terutama bagi ulama Muslim saat khutbah (ceramah) Jumat," ujar Sekretaris Jenderal Dewan Hukum Personal Perempuan Muslim Indian (AIMWPLB), seperti dilansir onislam.net, Senin (31/12).

Hal ini terkait dengan seorang gadis berusia 23 tahun menjadi korban penyerangan dan perkosaan yang dilakukan enam pria. Kejahatan tersebut dilakukan di sebuah bus yang melaju di selatan Delhi dua pekan lalu. Sang gadi bersama kawan prianya dalam perjalanan dari bioskop.

 

Gadis yang merupakan mahasiswa kedokteran tersebut menderita cedera otak dan pendarahan parah organ dalam. Ia meninggal dalam perawatan di RS Mount Elizabeth di Singapura. Perkosaan ini telah memicu aksi protes besar-besaran terkait persoalan gender di India.

Para pengunjuk rasa menuntut adanya perubahan hukum atas banyaknya kekerasan terhadap perempuan. Pelaku perkosaan telah ditahan dan didakwa dengan pasal pembunuhan. Mereka diancam dengan hukuman mati.

"Saya meminta para pemuka agama meningkatkan kesadaran masyarakat melalui ceramahnya bahwa kita perlu memperlakukan perempuan dengan terhormat," kata Abdi.

New Delhi menduduki peringkat tertinggi dalam kejahatan seksual dibandingkan kota-kota lain di India. Rata-rata satu kasus perkosaan dilaporkan setiap 18 jam. Data pemerintah menunjukkan kasus perkosaan meningkat hingga 17 persen pada 2007 sampai 2011. 

 

Aktivis sosial mengeluhkan sebagian besar kasus perkosaan di India tidak dilaporkan ke polisi. Hal tersebut menyebabkan para pelaku dapat melenggang bebas. Polisi di India juga dikenal tidak ingin memproses laporan kasus perkosaan. Pemerintah dinilai tidak mampu berbuat banyak untuk melindungi perempuan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement