Rabu 02 Jan 2013 07:12 WIB

Gelandang Arsenal Dukung Perjuangan Muslim Rohingya

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Karta Raharja Ucu
Gelandang Arsenal, Abou Diaby menunjukkan jersey Arsenal miliknya untuk dilelang dalam acara malam amal untuk Muslim Rohingya, yang digelar London Muslim Center.
Foto: www.rohingyablogger.com
Gelandang Arsenal, Abou Diaby menunjukkan jersey Arsenal miliknya untuk dilelang dalam acara malam amal untuk Muslim Rohingya, yang digelar London Muslim Center.

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -— Kekerasan yang dialami etnis Rohingya di Myanmar mengundang simpati kalangan muslim dari berbagai belahan dunia. Untuk membantu perjuangan nasib warga Rohingya yang ditekan Pemerintahan Junta Myanmar, London Muslim Center baru-baru ini menggelar malam amal.

Dikutip laman Rohingyablogger, makan malam amal dihelat Muslim Aid dan banyak diikuti aktivis LSM dan komunitas Muslim Inggris. Dari 600 peserta, tampak hadir Presiden Burmese Rohingya Organisation UK (BROUK), Tun Khin dan gelandang Arsenal, Abou Diaby. Kedua orang itu memberikan pidato singkat kepada hadirin.

Mendapat kesempatan menyampaikan unek-uneknya, Diaby menyatakan sangat perhatian dengan isu ketidakadilan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar. Gelandang Timnas Prancis itu mengucapkan terima kasih kepada seluruh organisasi dan para peserta yang bergabung bersama untuk mendesak penyelesaian kekerasan terhadap etnis Rohingya.

Menurut gelandang 27 tahun itu, menjadi tanggung jawab seorang muslim untuk mendukung saudaranya yang hidup di bawah penindasan.

Menurut laman Islamic Forum of Europe, Diaby menyumbang sejumlah uang untuk membantu warga Rohingya. Namun karena tidak ingin dipublikasikan, panitia merahasiakan jumlah sumbangan itu.

Mantan pemain Auxerre itu juga menunjukkan kemurahan hati dengan melelang seragam 'the Gunners' yang dikenakannya dan terjual 1.600 poundsterling (sekitar Rp 25 juta). Secara total, sumbangan peserta mencapai 500 ribu poundsterling (sekitar Rp 7,8 miliar).

Sementara Tun Khin lantang menuding kekerasan itu direncanakan Pemerintah Myanmar dengan menyerang orang Rohingya Muslim di sepanjang jalan dan desa. Soalnya, kekerasan dilakukan negara, maka hampir semua desa yang ditinggali Rohingya terbakar dan tempat tinggal mereka rata dengan tanah.

Warga Rakhine Budha yang dilengkapi senjata mematikan dibebaskan menyerang Muslim Rohingya. Ditambah serangan polisi dan pasukan keamanan yang bebas menembaki rumah muslim secara acak, bahkan di tengah malam membuat kehidupan warga Rohingya sangat memprihatinkan.

“Orang-orang meninggal setiap hari karena mereka tidak memiliki makanan apapun. Banyak orang telah ditangkap, dipukuli, dan dibunuh ketika mereka pergi keluar rumah untuk membeli makanan,” kata Tun Khin

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement