REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Tiga partai tengah dan kiri Israel gagal membentuk kelompok bersatu guna menjegal keunggulan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menjelang pemilihan umum pada 22 Januari mendatang.
"Sayang sekali, kami tidak mencapai kesepakatan apapun," kata pemimpin partai tengah Hatenuah, Tzipi Livni, kepada Radio Israel pada Senin, setelah bertemu dengan pemimpin partai Yesh Atid dan Partai Buruh pada Minggu tengah malam.
Livni, mantan menteri luar negeri dan bekas perunding perdamaian dengan Palestina, menolak merinci perundingan koalisi tersebut. Namun, dia berharap ketiga partai itu masih bisa membentuk koalisi.
Jejak pendapat memperkirakan partai sayap kanan Likud pimpinan Netanyahu, yang maju bersama partai nasionalis Yisrael Beitenu pimpinan mantan Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman, akan menang mudah dalam pemungutan suara nasional itu.
Livni mengatakan, jika koalisi tengah-kiri terbentuk, maka mereka berpeluang menjaring suara pemilih ragu-ragu. Sehingga, mereka bisa memunculkan pilihan lain atas Netanyahu.
Koalisi tersebut juga diharapkan mendapatkan lebih dari 40 kursi di parlemen beranggotakan 120 orang itu. Sehingga, mereka menyaingi perkiraan perolehan 37 kursi Likud-Yisrael Beitenu.