REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon menilai Presiden Suriah, Bashar al-Assad tidak membantu mengakhiri perang internal. Menurutnya, Assad tidak memiliki solusi konkret untuk mengakhiri perang.
Ki Moon menanggapi pidato Assad pada Ahad (6/1) lalu yang mengajak dialog kelompok oposisi yang bisa diterimanya. Assad menolak berdialog dengan oposisi yang dicapnya sebagai teroris. Pidato Assad tersebut juga telah dikecam Amerika Serikat (AS).
"Sekjen kecewa pidato Assad pada 6 Januari karena tidak memberikan kontribusi solusi yang bisa mengakhiri penderitaan rakyat Suriah, " kata juru bicara PBB, Martin Nesirky seperti dikutip al-Arabiya, Selasa (8/1).
Ki Moon menegaskan tidak ada solusi militer terhadap konflik di Suriah. Ki Moon dan Utusan PBB untuk liga Arab, Lakhdar Brahimi tengah mencari rencana transisi politik yang mencakup pembentukan pemerintahan transisi dan pemilu di bawah PBB.
Setelah penolakan Assad pada usaha perdamaian, Brahimi akan mengadakan pemciraan denngan Menteri Luar Negeri Iran, Ali Akbar Salehi dimana negara tersebut menjadi salah satu pendukung Assad.
"Apa yang dibutuhkan rakyat Suriah saat ini adalah solusi nyata untuk krisis yang memecah bangsa mereka," ungkap Ki Moon melalui juru bicaranya. Menurutnya, PBB berkomitmen melakukan usaha yang terbaik untuk membebaskan penderitaan rakyat Suriah.
PBB juga akan meneruskan bantuan bagi rakyat Suriah untuk mendapatkan legitimasi mereka atas perdamaian, martabat, kebebasan, keadilan, dan demokrasi, papar Ki Moon, kata juru bicaranya.
Sekjen PBB kecewa dengan berbagai kegagalan yang dialami Dewan Keamanan untuk mengatasi masalah di Suriah. Rusia dan Cina telah memveto tiga rencana resolusi yang akan menjatuhkan sanksi pada Assad.
Brahimi akan membuat pertemuan dengan Dewan Keamanan PBB bulan ini. Dia juga akan membuat pembicaraan dengan AS dan RUsia untuk mengatasi perbedaan pandangan terhadap Suriah.