Ahad 13 Jan 2013 07:56 WIB

Israel Ngotot Bangun Permukiman Baru

Rep: Ani Nursalikah/ Red: Fernan Rahadi
   Pemukiman Yahudi di Tepi Barat Palestina
Foto: AP/Oded Balilty
Pemukiman Yahudi di Tepi Barat Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, TEPI BARAT -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dirinya sedang menunggu persetujuan hakim untuk memindahkan tenda-tenda pengungsi Palestina di Tepi Barat, Sabtu (11/1). Israel merencanakan akan mendirikan permukiman baru di wilayah tersebut.

Pengadilan Tinggi Israel mengatakan tenda pengungsi Palestina itu didirikan di wilayah geografis sensitif yang dikenal dengan E1. Selama pengadilan sedang mendiskusikan keputusan itu, warga Palestina diberikan waktu enam hari untuk meninggalkan pengungsiannya.

November lalu, Netanyahu berjanji akan membangun permukiman baru di E1. Keputusannya tersebut mengundang protes keras. Para diplomat Eropa memperingatkan langkah Netanyahu itu dapat menghancurkan harapan menciptakan negara Palestina yang hidup berdampingan dengan Israel.

Kantor perdana menteri mengatakan dalam siaran persnya bahwa pemerintah telah mengirimkan petisi pada pengadilan agar menarik kembali peraturan yang membolehkan warga Palestina tinggal di sana. Israel juga telah memerintahkan tentara agar menutup akses jalan menuju E1.

Sekelompok penegak hukum Palestina dengan keras menolak hal itu. Sebagian lainnya bergabung dengan massa pendemo yang telah mendirikan 20 tenda di utara Yerusalem itu. Mereka mendirikan tenda dengan rangka baja untuk mempertahankan wilayah tersebut bagi masa depan negara Palestina.

Pejabat tinggi Organisasi Pembebasan Palestina Hanan Ashrawi mengatakan pasukan Israel menghalanginya masuk ke E1atau yang mereka sebut Bab el Shams. "Kami akan terus berusaha masuk ke desa Bab el Shams yang berarti kebebasan bagi kami," ujarnya, Sabtu (11/1).

Selama bertahun-tahun, Israel telah membekukan wilayah E1. Di sana hanya berdiri sebuah kantor polisi. Langkah Israel tersebut juga disebabkan tekanan dari mantan presiden AS George W. Bush. Namun, baru-baru ini Netanyahu mengumumkan akan memperluas permukiman setelah Palestina mendapatkan pengakuan de facto sebagai negara dari Majelis Umum PBB tahun lalu.

Kekuatan internasional menyatakan pemukiman Yahudi yang dibangun di kawasan tersebut dapat merugikan perjanjian damai antara Israel dan Palestina. Kawasan itu dicaplok Israel pada 1967 dalam Perang Arab-Israel.

Luas E1 sekitar 12 kilometer persegi. Letaknya cukup strategis karena bukan hanya mengarah ke Tepi Barat, tapi juga dekat dengan Yerusalem Timur. Palestina berencana mendirikan ibu kota di Yerusalem Timur.

Sekitar 500 ribu warga Palestina dan 2,5 juta warga Palestina hidup di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Kesepakatan damai yang dibuat pada 2010 terkait pembangunan pemukiman baru antara Israel dan Palestina bisa rusak akibat isu ini.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement