Jumat 18 Jan 2013 13:16 WIB

Masa Depan Keuangan Islam Lebih Cerah

Rep: Qomarria Rostanti/ Red: M Irwan Ariefyanto
keuangan syariah/ilustrasi
Foto: alifarabia.com
keuangan syariah/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,KUALA LUMPUR -- Krisis keuangan yang terjadi pada 2008 dinilai tidak berpengaruh pada perkembangan keuangan Islam. Masa depan keuangan Islam diprediksi akan lebih cerah dibanding kondisi sebelumnya.

Duta Besar Pusat Keuangan Islam Internasional Malaysia, Raja Nazrin Shah, mengatakan pertumbuhan keuangan Islam 15 persen hingga 20 persen sejak 1990. "Sekarang secara global pertumbuhan mencapai 1,2 triliun Dollar Amerika Serikat," katanya seperti dikutip The Star.

Aset keuangan global diharapkan mampu meningkat empat kali lipat pada dekade berikutnya.

Negara kaya minyak seperti Timur Tengah memiliki beberapa jalan untuk berinvestasi surplus di instrumen syariah. Saat ini ada lebih dari 300 lembaga keuangan syariah beroperasi di seluruh dunia di lebih dari 75 negara Muslim dan non Muslim. Karena itu, permintaan terhadap instrumen syariah-compliant makin banyak. Sementara itu jumlah likuiditas global yang dimediasi melalui keuangan Islam juga berkembang.

Mengutip pemberitaan The Economist, Malaysia diakui sebagai pusat keuangan Islam terpenting dunia. Malaysia pertama kali menerbitkan sukuk pertamanya pada 2002. Nazrin mengatakan negara-negara lain, termasuk negara nonMuslim telah mengikuti jejak Malaysia. "Sejak saat itu, negara-negara lain mulai mengeluarkan obligasi syariah namun Malaysia tetap menjadi pemimpin pasar," ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement