Jumat 25 Jan 2013 08:51 WIB

Kaum Muslim Masih Berjuang di Angola (2)

Muslim Angola.
Foto: wimklerkx.nl
Muslim Angola.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa

Selama dijajah  Portugis, Angola menjadi tempat penyebaran agama Kristen. Tak ada celah sedikit pun bagi Islam masuk. Selama berabad-abad, kawasan Angola dan sekitarnya, seperti Kongo, telah menjadi bagian dari kerajaan Kristen. Islam pun sulit menembus fondasi Kristenisasi di kawasan tersebut. Padahal, agama akhir zaman ini telah dikenal di benua Afrika sejak era Rasulullah. Bahkan, sebagian negara Afrika termasuk dalam kawasan Timur Tengah, sebuah kawasan di mana Islam tumbuh dan berkembang pesat.

Meski masih sangat minoritas, kaum Muslimin di Angola tak patah semangat dalam beribadah dan menyebarkan Islam. Hasilnya, cukup banyak warga asli Angola yang kemudian memeluk Islam. Kehadiran organisasi Islam mengambil peran penting dalam upaya penyebaran agama Allah ini.

Tahun 2002 menjadi tonggak awal bagi kaum Muslimin untuk melebarkan sayap dakwah mereka di Angola. Sejak tahun itu, ekspansi Islam bergerak cepat. Banyak warga asli Angola menjadi Muslim. Sebagian besar Muslimin pun hidup berkecukupan. Sebagai agama baru, Islam dinilai sangat cepat berkembang di negara ini.

Komitmen pemerintah

Meski belum mengakui Islam sebagai agama yang sah, Pemerintah Angola tetap menyediakan sebuah lembaga untuk menangani urusan kaum Muslimin. Terlebih, komunitas Muslim terus bertambah sementara tak sedikit warga negara Angola yang menemui kesulitan dalam urusan politik dan negara ketika menjadi seorang mualaf. Dewan Agung Warga Angola adalah nama lembaga itu. Berpusat di Luanda, lembaga ini didirikan untuk menangani segala urusan umat Islam di Angola.

Selain mendirikan sebuah dewan, Pemerintah Angola pun terus didesak PBB agar memberikan hak kebebasan beragama bagi Muslim Angola. Komunitas Muslim Angola, menurut Dewan Hak Asasi Manusia PBB, harus diakui secara resmi. Dalam laporan peneliti khusus PBB untuk kebebasan beragama dan kepercayaan disebutkan, tak ada bukti bahwa Muslim Angola merupakan imigran ilegal yang melakukan pemalsuan dan pencucian uang. Begitu pun dengan tudingan keterlibatan komunitas Muslim setempat dengan jaringan Alqaidah, tak pernah terbukti hingga kini.

Kepada PBB, Pemerintah Angola telah menyatakan komitmennya untuk melakukan transparansi kebijakan agama. Komitmen ini membuat Muslim Angola  bernapas sedikit lega. Impian mereka agar Islam diakui sebagai agama yang sah oleh negara pun terasa kian mendekati kenyataan. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement