REPUBLIKA.CO.ID, Meski Kanada bukan negeri Muslim, menemukan masjid di sana sangatlah mudah. Puluhan masjid tersebar di negara berlambang daun marple tersebut. Tersebarnya fasilitas Muslim itu tak luput dari kiprah para mualaf di Kanada.
Assunnah Muslims Association (AMA) merupakan salah satu komunitas Muslim di Kanada yang rajin mengelola dana umat untuk membangun masjid, terutama di Kota Ottawa.
Dengan jumlah mualaf yang terus bertambah, kebutuhan akan masjid dan sekolah Muslim terus meningkat. Tak seperti Toronto yang hampir di setiap sudutnya ditemui masjid, Ottawa yang merupakan ibu kota Kanada justru baru memiliki setidaknya dua masjid.
Menjawab kebutuhan para mualaf di Ottawa Selatan, AMA pun saat ini sedang membangun masjid di sana. Sejauh ini, sudah empat tahap yang dilalui. Kini, AMA tinggal menyelesaikan tahap terakhir, yakni penyempurnaan bangunan masjid.
Masjid seluas 20 ribu meter persegi ini terdiri atas dua lantai dengan daya tampung dua ribu jamaah. Tak hanya sebagai tempat ibadah, bangunan tersebut direncanakan menjadi Islamic Center. Di dalamnya akan terdapat sekolah, perpustakaan, pusat kebugaran, aula serbaguna, dan tempat parkir luas yang dapat menampung 220 mobil.
Lokasi masjid sangat strategis. Selain berada di tengah komunitas Muslim Ottawa, lokasi masjid pun berdekatan dengan jalan utama yang menghubungkan sisi utara dan selatan kota tersebut. “Proses pembelian tanah telah tuntas berkat donasi orang saleh dan alhamdulillah semua tahap desain umum di atas tanah tersebut juga sudah rampung. Izin mendirikan bangunan dari pemerintah kota pun sudah kami kantongi,” tulis web resmi AMA mengenai proyek masjid yang sangat ditunggu-tunggu Muslim dan mualaf Ottawa tersebut.
Selama ini, mualaf Ottawa sangat aktif mengadakan kegiatan keislaman. Hampir setiap hari mereka mengkaji ilmu Islam, di antaranya, mempelajari tafsir pada Senin, fikih pada Selasa, dan hafalan Alquran pada Senin dan Kamis. Halaqah Muslimah pun rutin digelar tiap Senin, Kamis, dan Sabtu menjelang siang. Bahasa pengantarnya pun tak hanya bahasa Inggris, tapi juga bahasa Arab.
Meski digarap oleh para relawan AMA, bukan berarti pengerjaan masjid tersebut tak profesional. Mereka melibatkan kontraktor dan konsultan teknik dalam pembangunan masjid megah tersebut. Pengacara pun disewa untuk mengurus setiap kontrak pembangunan.