REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj menegaskan, tugas ulama tidak hanya memahami ilmu agama, namun juga harus bisa berperan untuk kemaslahatan masyarakat.
"Itu yang ingin dicapai NU selanjutnya," kata Said Aqil di Jakarta, Kamis malam, terkait milad NU ke-87.
Oleh karena itu, lanjutnya, NU ingin menyebarluaskan prinsip tasamuh (toleran), tawazun (seimbang), dan tawasuth (moderat) yang selama ini menjadi pegangan NU ke kalangan internasional, terutama Timur Tengah.
"Ulama di sana (Timur Tengah) hebat-hebat, jauh lebih hebat dari yang ada di Indonesia. Tapi kalau ditanya bagaimana peranannya untuk kemaslahatan masyarakat, kita lebih baik. Itu yang ingin kita tularkan," jelas kiai bergelar doktor lulusan Universitas Ummul Qura Makkah tersebut.
Sedangkan untuk di dalam negeri, Said Aqil menandaskan NU akan terus menjalankan dan mengembangkan kiprahnya membantu Pemerintah dalam pemberdayaan masyarakat.
Meski demikian NU tak akan segan memberikan kritik dan masukan jika kebijakan Pemerintah tidak memihak masyarakat.
"Pak Boediono (Wakil Presiden) pernah mengatakan Indonesia beruntung memiliki NU. Jadi selama ada NU, Insya Allah Indonesia akan tetap aman," tandasnya.
Selain itu, Said Aqil ingin di masa kepemimpinannya NU bisa memenuhi target mendirikan 10 perguruan tinggi. Saat ini tiga perguruan tinggi sudah berhasil didirikan dan beroperasi, masing-masing di Cirebon, Halmahera, dan Lampung.
Tanggal 31 Januari diperingati sebagai milad NU, namun sesuai dengan Anggaran Dasar/ Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) organisasi, hari lahir NU diperingati setiap tanggal 16 Rajab pada penggalan Hijriyah.
Syukuran milad NU ke-87 yang dilaksanakan di Gedung PBNU dimeriahkan dengan penampilan kelompok musik Kiai Kanjeng yang dipimpin Emha Ainun Najib pada Kamis malam dan pertunjukan wayang kulit dengan dalang Sujiwo Tedjo pada Jumat (1/2) malam.