REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Afriza Hanifa
Dahulu, Bahasa Arab tak mengenal adanya harakat. Masyarakat Arab menggunakan dialek kebiasaan mereka saat mengucapkan bahasa Arab. Bayangkan betapa sulitnya membaca Al-Qur'an tanpa tanda harakat satu pun.
Oleh karena itulah, Abul Aswad Ad-Duali mejadi sosok yang berkiprah sangat penting bagi umat Muslim. Dialah yang menemukan kaedah tata Bahasa Arab (Nahwu), salah satunya yakni kaedah pemberian harakat.
Abul Aswad Ad-Duali memiliki nama asli Dzalam bin Amru bin Sufyan bin Jandal bin Yu’mar bin Du’ali. Dia biasa dipanggil dengan nama kunyah (panggilan) Abul Aswad. Sementara Ad-Duali merupakan nisbat dari kabilahnya yang bernama Du'al dari Bani Kinanah.
Abul Aswad Ad-Duali merupakan seorang Tabi'in, murid sekaligus shahabat Khalifah keempat, Ali Bin Abi Thalib. Ia ahir tahun 603 Masehi dan wafat pada 688 Masehi.
Sebelum menjadi pakar nahwu, Ad-Duali banyak berkiprah di dunia perpolitikan. Ia sempat menjadi hakim di Bashrah pada era kekhalifahan Umar bin Khattab hingga kemudian ia diangkat menjadi gubernur kota tersebut di masa kepemimpinan Ali.
Saat perang Jamal, Ad-Duali merupakan juru ruding perdamaian antar dua kubu. Ia juga pernah diutus sahabat Rasulullah, Adullah Ibn Abbas untuk memerangi kaum Khawarij.
Ilmu nahwu kemudian dipelajari Ad-Duali langsung dari Khalifah Ali. Pada masa itu, menantu Rasulullah saw tersebut memang dikenal sebagai pakar nahwu. Atas permintaan Ali bin Abi Thalib, Ad-Duali pun merumuskan ilmu nahwu serta mebuat peletak dasar kaidah ilmu tersebut.
Ali juga kemudian memerintahkan pemberian tanda baca atau harakat pada tulisan Arab. Usulan Ali tersebut karena sang khalifah melihat banyaknya Muslim yang salah membaca Al-Qur'an. Oleh karena itu, Ad-Duali pun menyanggupi dan memberikan harakat pada mushaf Al-Qur'an.
Tak hanya Ali, Ad-Duali pun merasa khawatir dengan banyaknya kesalahan baca Al-Qur'an di kalangan masyarakat. Kekhawatiran tersebut muncul sejak Ad-Duali menemukan kesalahan baca yang benar-benar terjadi pada masyarakat Arab.
n