Rabu 13 Feb 2013 11:25 WIB

Warga Aliran Sesat Dibina ke Jalan yang Benar

Aliran sesat (Ilustrasi).
Foto: IST
Aliran sesat (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, RUMBIA, SULTRA -- Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bombana, Sulawesi Tenggara, melakukan pembinaan keagamaan kepada warga Desa Watu-Watu, Kecamatan Lantari Jaya, terkait adanya isu aliran sesat yang tidak diketahui namanya dan menghalalkan perbuatan selingkuh.

Kepala Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Bombana, H. Antamuddin Umar di Rumbia, ibu kota Bombana, Selasa (12/2), mengatakan, pihaknya melakukan pembinaan keagamaan bagi warga desa tersebut yang ditandai dengan diserahkannya kitab suci Al Quran kepada para tokoh agama dan perangkat desa setempat.

"Kami sangat prhatin dengan adanya laporan aliran sesat, makanya kami segera mengambil tindakan dengan melakukan pembinaan keagamaan kepada warga yang diawali dengan penyerahan kitab suci Al Quran kepada tokoh masyarakat dan aparat pemerintahan desa," tutur mantan Kabag Humas Kantor Wilayah Departemen Agama Sultra ini.

Menurut Antamuddin, pembinaan keagamaan itu dilakukan sebagai bentuk antisipasi penyebaran ajaran aliran sesat yang tidak diketahui namanya itu di desa Watu-Watu, yang kini pengikutnya sudah sebanyak 30 orang yang didominasi usia dewasa dan anak-anak, sesuai laporan dengan dari jajaran Kepolisian Resort Bombana.

Di samping melakukan pembinaan keagamaan, kata Antamuddin, pihaknya juga tetap berusaha mengungkap kebenaran laporan aliran sesat tersebut dengan cara menurunkan timnya ke lapangan guna bertatap langsung dengan warga desa setempat.

"Namun hasil wawancara dari tim dengan masyarakat, justru mereka (warga, red), mengaku tidak tahu-menahu akan adanya aliran sesat tersebut," tutur Antamuddin.

Sebelumnya, Polres Bombana melaporkan adanya aliran kepercayaan oleh sekelompok warga yang dianggap menyesatkan sebab menyimpang dari ajaran dan norma agama.

Ajaran yang menyimpang tersebut di antaranya adalah berwudhu hanya membasuh tangan dan muka, tidak perlu adzan jika hendak melaksanakan shalat.

Sementara shalat Ashar harus dilakukan tepat pukul 17.00 waktu setempat, melakukan ritual khusus yaitu pemimpin laki-laki dan pemimpin perempuan berdiri, kemudian dikelilingi jamaah dengan lampu dipadamkan pada pukul 20.00 sampai 22.00 waktu setempat.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement