Jumat 01 Mar 2013 19:48 WIB

Sebanyak 115 Kardinal Siap Jalani Konklaf

Rep: Indah Wulandari/ Red: Fernan Rahadi
Majelis Kardinal Katolik (ilustrasi).
Foto: guardian.co.uk
Majelis Kardinal Katolik (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, VATIKAN -- Majelis Kardinal Katolik memulai pertemuan pascamundurnya Paus Benediktus XVI, Jumat (1/3). Persiapan konklaf untuk memilih pemimpin baru umat Katolik dunia pun segera digelar.

Kegiatan sekitar 115 kardinal dari berbagai belahan dunia terlihat di Kapel Sistine sejak Benediktus resmi melepas kepausannya Kamis (28/2) kemarin. Mereka menggunakan metode sunyi maupun diskusi terkait calon potensial pemimpin Vatikan selanjutnya. Kelak pengganti Benediktus digadang-gadang bisa membuka komunikasi publik terkait isu kekerasan seksual yang menimpa Gereja suci.

"Diskusi pendahuluan ini sesi terpenting untuk mempersiapkan kriteria intelektual Paus,” ujar Kardinal dari Boston Sean O'Malley. Selain upaya verbal, para kardinal bakal menjalani sejumlah ritual doa sebelum pemilihan.

Kardinal dari Chicago Francis George menyebutkan jika setiap utusan gereja Katolik ini telah mempunyai daftar calon masing-masing untuk diajukan ke tengah konklaf. Cara pemilihan Paus ini memang terbilang unik karena tidak ada sejumlah pemaparan tentang calon yang akan dipilih ke tengah publik. Para kardinal sendiri juga menjaga kerahasiaan pilihannya.

Kardinal George hanya membuka sekelumit pembicaraan di konklaf, seperti meminta tanggapan tentang kandidat atau bagaimana sifat-sifat mereka di tengah umat. Kardinal O'Malley yang baru pertama kali mengikuti konklaf secara lugas menyebutkan, dia mencari informasi tentang calon Paus pilihannya di internet.

Waktu penyelenggaraan konklaf sebenarnya dimulai sejak 15 hari dari kosongnya Paus dari Basilika St. Peter. Namun karena rencana mundur Benediktus bukan karena kematian, maka prosesinya tanpa disertai masa duka atau pemakaman terlebih dulu. Sehingga pada Senin (4/3) mendatang, para kardinal siap menjalani konklaf.

Pihak Vatikan pun bersiap-siap pada puncak pemilihan sekitar pertengahan Maret mendatang, sehingga Paus baru sudah bertahta sebelum momen Minggu Agung pada 24 Maret nanti. Sang Pangeran Vatikan pun bisa memimpin Misa Suci jelang perayaan Paskah berikutnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement