REPUBLIKA.CO.ID, NUNUKAN -- Ratusan tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di Negeri Bagian Sabah Malaysia memilih pulang ke kampung halaman.
Mereka takut dengan adanya konflik antara kelompok bersenjata Kesultanan Sulu Filipina Selatan dengan aparat keamanan Malaysia.
Aspar, salah seorang TKI yang bekerja di Kunak, Sabah, mengaku pulang kampung bersama empat orang anaknya karena khawatir kondisi keamanan di Sabah Malaysia semakin parah.
Ia menjelaskan, sejak terjadi konflik di Sabah sempat terjadi tembak-menembak di Kota Kunak yang membuat warga negara Indonesia (WNI) di wilayah itu kelabakan.
"Iya. Tembak-menembak juga sempat terjadi di Bandar Kunak tak jauh dari tempat kerjaku," ujar Aspar, TKI asal Kabupaten Bone, Sulsel, saat ditemui di Pelabuhan Internasional Tunon Taka Nunukan, Rabu (6/3).
Beberapa TKI lainnya asal Lahad Datu yang ditemui mengatakan pulang ke kampung halamannya mengamankan diri bersama keluarganya karena ketakutan akibat konflik di Sabah tersebut.
"Kami pulang kampung dulu. Kami takut karena sering mendengar suara tembakan," ujarnya.
Dikatakannya, sejak konflik antara kelompok bersenjata Kesultanan Sulu Filipina dengan pemerintah Sabah sejumlah pertokoan dan kantor perbankan di Lahad Datu tutup.
Meskipun sering terdengar tembak-menembak, namun TKI tidak pernah diganggu oleh kelompok bersenjata tersebut.
TKI lainnya Saleh juga pulang kampung akibat konflik di Sabah. Bersama sembilan orang keluarganya terpaksa pulang kampung karena ada kekuatiran kondisi keamanan di Sabah semakin parah.
Ia juga mengatakan, saat sejumlah pertokoan dan kantor perbankan tutup hampir tidak dapat menarik simpanannya.
"Kami pulang karena takut. Jadi kemungkinan kami kembali ke Malaysia setelah situasinya sudah aman," ujar TKI asal Bulukumba.