REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sultan Sulu Jamalul Kiram III secara sepihak mengumumkan gencatan senjata dalam konflik Sabah, kata media lokal Kamis.
Abraham Idjirani, yang mengaku sebagai juru bicara Sultan Sulu Jamalul Kiram III, mengatakan dalam penjelasan Kamis bahwa Kiram telah secara sepihak mengumumkan gencatan senjata untuk "menghindari pertumpahan darah lebih banyak dan kejahatan" terhadap orang orang-orang Filipina yang tinggal di negara bagian Malaysia Timur, kata laporan berita online situs www.rappler.com.
Dia mengatakan para pengikut sultan tidak akan mengambil tindakan apa pun dan akan tinggal di mana pun mereka berada sekarang.
Pernyataan gencatan senjata itu terjadi beberapa jam setelah Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon mendesak mengakhiri kebuntuan kekerasan di Sabah itu.
Menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh juru bicaranya, Ban Ki-moon mengatakan, "mengikuti dengan ketat situasi" di Sabah dan mendesak "mengakhiri kekerasan dan mendorong dialog di antara semua pihak untuk penyelesaian damai."
Pada Rabu, Menteri Pertahanan Malaysia Ahmad Zahid Hamidi mengumumkan di Kuala Lumpur bahwa mereka telah menemukan mayat 13 orang Agbimuddin Kiram, adik sultan, yang memimpin kelompok sekitar 200 orang.
Beberapa dari kelompok itu bersenjata dan menduduki desa Tanduao di Lahad Datu.
Dalam konflik ini, selain belasan pengikut setia Sultan Sulu, sejumlah polisi Malaysia yang terlibat bentrokan juga tewas.
Sultan Sulu menganggap wilayah Sabah adalah bagian dari wilayah leluhur mereka.