REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Sekelompok penyandera 21 tentara penjaga perdamaian PBB di dekat Dataran Tinggi Golan di Suriah selatan menyatakan takkan menyakiti mereka. Meski berjanji demikian, mereka bersikeras pasukan pemerintah harus mundur dari daerah itu sebelum para tentara itu dibebaskan
Rami Abdelrahman dari Pengamat Hak Asasi Manusia Suriah mengutip keterangan juru bicara brigade pemberontak Pahlawan Yarmuk, Kamis (7/3), yang menyatakan iringan pasukan penjaga perdamaian itu ditahan sebagai "tamu" di desa Jamla, sekitar satu kilometer dari garis gencatan senjata dengan wilayah pendudukan Israel Dataran Tinggi Golan.
"Ia menyatakan mereka tidak akan disakiti, tapi pemberontak itu ingin tentara dan tank Suriah ditarik dari daerah tersebut," kata Abdelrahman sesudah berbicara dengan juru bicara pemberontak itu pada Kamis pagi, seperti dilansir Reuters.
Filipina pada Kamis mengutuk keras penyanderaan 21 penjaga perdamaian PBB asal Filipina oleh oposisi Suriah di daerah gencatan senjata dataran tinggi Golan dan menuntut pembebasan segera mereka. Prajurit itu, bagian dari satuan 300 penjaga perdamaian asal Filipina.
Pasukan itu bagian dari iringan yang diberhentikan pada Rabu (6/3) oleh kelompok bersenjata, yang mengatakan pasukan itu akan ditahan sampai pasukan pemerintah Suriah ditarik dari desa Golan.