Sabtu 09 Mar 2013 01:04 WIB

Kemenlu Nyatakan Tak Ada Eksodus WNI di Sabah

Tentara Malaysia berpatroli di desa Tanduo, Lahad Datu, Sabah.
Foto: AP
Tentara Malaysia berpatroli di desa Tanduo, Lahad Datu, Sabah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Total 1.200 warga negara Indonesia (WNI) di Sabah, Malaysia, dipastikan aman kendati konflik bersenjata terus berlanjut dan tidak ada eksodus, kata pejabat Kementerian Luar Negeri RI.

Direktur Informasi dan Media Kementerian Luar Negeri PLE Priatna menyampaikan perkembangan terakhir situasi di negara bagian itu itu melalui siaran pers Kemlu yang diterima Antara di Jakarta, Jumat (8/3). Priatna menuturkan 1.000 WNI pekerja ladang sawit yang berasal dari Blok 11, 12, 20, dan 25 telah diliburkan.

Blok-blok tersebut berjarak radius 35 kilometer dari lokasi konflik. "Mereka diminta untuk tetap tinggal di asrama masing-masing," katanya. Sebanyak 200 WNI lagi yang berasal dari Blok 3 Felda Sahabat 17 dari shelter Embara Budi telah dipindahkan ke kompleks Blok 13 dan 17 di kawasan Lahad Datu.

Konflik yang melanda area Kampung Tanduo berjarak 130 kilometer dari kota Lahad Datu. Dari Tawau, Konsul RI Muhammad Soleh memastikan bahwa tidak ada gelombang eksodus WNI pekerja ladang akibat faktor keamanan.

Kemenlu melalui KJRI Kota Kinabalu dilaporkan sebelumnya terus memantau dan berkomunikasi dengan pihak Pemerintah di Sabah. KJRI terus berkoordinasi secara intens dengan aparat keamanan dan manajemen Felda, instansi perladangan di Malaysia.

Surat resmi telah dikirimkan kepada Ketua Majelis Keselamatan Negara Negeri Sabah. Dalam surat tersebut KJRI meminta jaminan keselamatan terhadap WNI/TKI. KJRI juga meminta Majelis Keselamatan Negara Negeri Sabah untuk menyampaikan info atau perkembangan penanganan aparat keamanan atas insiden Lahad Datu.

Selain itu, KJRI juga mengirimkan surat ke seluruh manajer ladang sawit se-Sabah untuk meminta pihak manajemen menjaga keselamatan WNI/TKI dan membekali para WNI/TKI dokumen perjalanan untuk keperluan keluar ladang. Para WNI juga diimbau agar tidak terprovokasi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement