REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintah membidik negara Jerman untuk meluaskan pasar pertanian organik. Jerman dipilih karena dianggap bisa memberikan pengaruh ganda dalam perluasan pasar Uni Eropa. "Ada kebanggaan jika produk organik kita bisa masuk disana," ujar Wakil Mentri Pertanian, Rusman Heriawan.
Masyarakat Jerman menurut dia sudah terbiasa menggunakan produk organik. Negara tersebut lama menerapkan sistem pertanian yang bebas kimiawi. Indonesia sebagai negara agraris punya peluang besar mengisi pasar Jerman.
Sebelumnya Mentri Pertanian Suswono mengungkapkan hasil pertanian Indonesia dibeli dengan harga tinggi di Jerman. Produk pertanian yang diminati salah satunya beras organik. Selain itu buah-buahan tropis seperti manggis juga semakin dilirik pasar Eropa.
Pemerintah pun tengah menyiapkan kontrak kerja sama dengan para investor. Isi kerjasama tersebut antara lain mempersilahkan investor Jerman untuk menjadi pelaku usaha pertanian hortikultura di Indonesia. Harapannya, hasil tani investor tersebut bisa lebih mudah memasuki pasar Jerman.
Pengamat menilai rencana pemerintah masih perlu dimatangkan. Pasalnya, belum banyak petani domestik mengembangkan pertanian organik.
Selain terbentur teknologi, pertanian organik membutuhkan biaya yang cukup besar. "Kembangkan dulu praktik pertanian yang baik, nanti akan lebih mudah menerapkan pertanian organik," ujar pengamat pertanian, Annas D. Susila kepada Republika, Ahad (10/3).