REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Untuk mengantisipasi kenaikan harga berbagai komoditas, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTH) Provinsi Jawa Barat Dadan Hidayat meminta, para petani menanam sejumlah tanaman komoditas di lahan perkebunannya. Jadi, tidak terpaku pada satu produk.
Menurut Dadan, petani cenderung menanam satu jenis komoditas di lahannya. Sehingga ketika musim panen, harga menjadi anjlok dan banyak yang terbuang akibat membusuk. Sementara komoditas lain menjadi langka dan kenaikan harga menjadi tidak terkendali. Sebab ketersediaan tidak mampu mengimbangi kebutuhan di masyarakat.
“Kita punya solusi untuk komoditas holtikultura yang harganya fluktuatif. Contoh, ketika panen cabai murah. Tapi bisa saja tomat mahal, karena produksinya kurang dan permintaan tinggi," ujar Dadan, Rabu (13/12/2023).
Untuk menyiasatinya, kata dia, petani harus menanam beragam. "Jangan cabai saja. Diatur dalam satu peta dalam beberapa komoditas,” katanya.
Pihaknya telah memiliki petugas yang melakukan pendataan kapan harga mulai naik dan komoditas apa saja yang dapat ditanam, sesuai ritme masa tanam. Hal tersebut sering menjadi bahan rekomendasi bagi petani, agar memanfaatkan lahannya secara beragam dan tidak berpaku pada satu produk.
Namun, kata dia, pihaknya tidak bisa melakukan intervensi atau mengarahkan para petani, tetapi hanya sebatas memberikan rekomendasi sebagai langkah antisipasi kenaikan harga terhadap komoditas tertentu.
“Tapi kita hanya bisa rekomendasi. Misal bulan ini, sebaiknya tanam ini. Kita tidak bisa memaksa. Kebebasan punya petani mau tanam apa. Walaupun jadinya tidak maksimal,” katanya.
Oleh karena itu, kata dia, DPTH Jabar sangat mengharapkan, petani dapat membuat pola sendiri mengikuti jadwal bulan dan iklim dalam produksi komoditas holtikultura, untuk menghindari kerugian. Karena, anjloknya harga atau terbuang akibat membusuk.
“Petani sebenarnya tahu jadwalnya. Jadi kita harap, mereka bisa atur polanya untuk menanam berbagai komoditas di satu lahan,” katanya.