REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsep penyatuan liga pada 2014 dinilai tidak adil oleh klub-klub Indonesian Premier League (IPL). Ini lantaran hanya akan ada empat klub IPL yang berhak bermain di kompetisi kasta tertinggi musim depan.
Kongres Luar Biasa (KLB) 17 Maret 2013 memilih konsep yang ditawarkan CEO PT Liga Indonesia Joko Driyono terkait penyatuan liga. Musim depan, kompetisi akan diikuti 22 klub dengan format 18 klub Indonesia Super League (ISL) dan empat klub IPL.
18 klub ISL berasal dari klub yang sukses menempati peringkat 15 besar kompetisi musim ini dan tiga klub promosi divisi utama. Sisanya merupakan klub empat besar klasemen IPL musim ini.
Manajer Persepar Palangkaraya, Budi Yantoro mengatakan konsep tersebut tentu tidak adil. "Konsep itu tidak fair. Klub ISL masuk semua, sedangkan IPL hanya dapat jatah empat klub," kata Budi kepada Republika, Selasa (19/3).
Dia mengatakan jumlah klub seharusnya tidak bisa langsung ditentukan begitu saja. Melainkan harus terlebih dahulu melalui proses verifikasi oleh pihak netral. Setidaknya, jelas dia, walaupun memang harus langsung ditentukan, jumlahnya harus imbang. "Minimal tidak terlalu jauh perbedaannya," katanya menambahkan.
Meskipun demikian, Persepar mengaku tidak bisa berbuat apa-apa dengan hasil keputusan penyatuan liga tersebut. Apalagi, keputusan tersebut merupakan hasil KLB yang disetejui mayoritas peserta kongres. "Karena sudah ketentuan, kita tetap harus melaksanakan konsep tersebut," tambahnya.
Karena itu, Persepar menegaskan untuk meningkatkan kinerja demi finis di peringkat empat besar klasemen IPL. Meski masih bertengger di peringkat sembilan, Persepar optimistis bisa merealisasikannya.