REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Jumlah tahanan yang mogok makan di penjara militer Guantanamo meningkat hampir dua kali lipat sejak pekan lalu, kata para pejabat di pusat penahanan pada Selasa (19/3). Direktur Komunikasi Guantanamo, Robert Durand, mengatakan 24 tahanan sekarang mogok makan, naik dari 15 orang.
Dia menegaskan, jumlah itu bukanlah mayoritas tahanan dalam aksi protes tersebut. "Laporan-laporan tentang kesehatan terkait mogok makan dan tahanan kurus-kurus tak benar," kata Durand kepada AFP. "Kami mendata 24 orang mogok makan, dengan 8 orang mendapat perawatan khusus."
Jumlah tahanan yang memperoleh asupan makanan khusus tak mengalami perubahan sejak Jumat, katanya. Ia menambahkan, dua tahanan saat ini dirawat karena dehidrasi.
Sekelompok pengacara berjumlah sekitar 50 orang yang mewakili 166 tahanan Guantanamo mengatakan mayoritas tahanan yang dipenjarakan di Kamp 6, yang menampung 130 tahanan, melakukan mogok makan. Omah Farah dari Pusat Hak Konstitusi (CCR) mengatakan beberapa tahanan kehilangan berat badan 40-50 pound dan sebagian besar kehilangan antara 20-30 pound.
Farah menuding pengelola kamp tak memperhatikan tingkat mogok makan yang dilakukan mulai 6 Februari untuk memprotes pemeriksaan yang dilakukan para penjaga penjara. Para tahanan telah menuduh para penjaga 'menodai' Alquran selama pemeriksaan. Para pejabat kamp membantah keras perlakuan tak senonoh oleh penjaga terhadap kita suci itu.