Selasa 02 Apr 2013 03:16 WIB

Wika Beton Bangun Pabrik di Myanmar

Rep: nuraini/ Red: Taufik Rachman
Tiang pancang  produk Wika Beton
Tiang pancang produk Wika Beton

REPUBLIKA.CO.ID,YANGON -- PT Wijaya Karya Beton berencana membangun pabrik beton di Myanmar pada kuartal kedua 2014. Pembangunan pabrik tersebut akan dilakukan dalam dua tahap.

Direktur Utama Wika Beton, Wilfred A. Singkali mengatakan pihaknya akan bekerjasama dengan perusahaan swasta lokal Myanmar untuk pembangunan pabrik baru. "Saat ini kami masih negosiasi, kalau lancar, tahun depan pada maret atau april bisa beroperasi, " ujarnya di Yangon, Senin (1/4) malam.

Pabrik di Myanmar akan dibangun dalam dua tahap dimana tahap pertama akan memproduksi hingga 60 ribu ton beton. Untuk tahap kedua, pabrik akan memproduksi hingga 120 ribu ton beton. Nilai investasi pabrik tersebut belum dapat diperkirakan. Namun, Wilfred mengatakan untuk pembuatan satu tahap pabrik di luar tanah di Indonesia bisa mencapai Rp75 miliar.

Myanmar dipilih menjadi lokasi pabrik baru Wika Beton karena memiliki potensi pasar yang besar. Bahan pembuatan beton juga bisa didapatkan dari sumber daya lokal. "Tenaga kerja juga bisa menggunakan warga lokal, tapi biasanya tahap awal akan ada tenaga magang dari Indonesia sampai tenaga lokal siap, " ujarnya.

Tahun ini, Wika Beton menarget produksi 2 juta ton per tahun. Kapasitas tersebut akan ditingkatkan dengan penambahan pabrik di Makassar, Pasuruan, Boyolali, Lampung, Karawang, Cibinong, Bogor, dan Balikpapan. "Kami harap dapat tambahan produksi 2,5 juta ton per tahun pada 2014 nanti, " ujarnya.

Untuk meningkatkan kapasitas produksi tersebut, Wika Beton mengalokasikan Rp400 miliar pada 2013 ini. Dengan tambahan itu, laba Wika Beton ditarget bisa meningkat menjadi Rp250 miliar pada 2013 dari Rp180 miliar tahun lalu.

"Dengan tambah fasilitas baru, kami harap dapat dongkrak profit sampai Rp250 miliar meski dalam rencana kerja ditarget Rp200 miliar," ungkapnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement