REPUBLIKA.CO.ID, NAY PYI TAW -- PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) belum berminat untuk membangun pembangkit listrik atau berinvestasi di Myanmar. Kerja sama dengan Myanmar baru dilakukan sebatas memberi bantuan hibah kepada Kementerian Energi Myanmar untuk meningkatkan efisiensi sebesar Rp 5,7 miliar.
"PLN akan berikan grand kepada pemerintah Myanmar yang bertujuan untuk efisiensi ketenagalistrikan," kata Direktur Niaga PLN Moch. Harry Jaya Pahlawan ketika Republika Online jumpai di Nay Pyi Taw, Myanmar, Selasa (2/4)
Menurut Harry, PLN masih dalam tahap penjajakan untuk kerja sama dengan Myanmar. Karena itu, belum ada rencana untuk pembangunan pembangkit listrik.
Namun, ia menekankan tidak menutup kemungkinan kerja sama PLN dengan Kementrian Energi Myanmar bisa lebih berkembang kemudian hari. "Mungkin kerja sama akan terus berkembang tapi sekarang untuk pembangkit belum ada rencana," ujar Hary.
Hibah PLN yang akan diberikan berupa pelatihan sumber daya manusia (SDM) dalam bidang efisiensi listrik. Harry mengatakan kehilangan listrik (loses) di Myanmar mencapai 26 persen. Sedangkan pengalaman Indonesia bisa menurunkan loses-nya hingga sembilan persen.
Kerja sama tersebut akan dilakukan dengan pertukaran SDM Myanmar ke Indonesia untuk pelatihan dan konsultasi. Kerja sama dengan Kementerian Energi Myanmar akan dilakukan selama satu tahun.