REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Peningkatan prasangka negatif di kalangan masyarakat Eropa dinilai kontra produktif. Menteri untuk Masalah Uni Eropa Turki, Egemen Bagis menyatakan masyarakat Eropa sewajarnya menerima dan memahami Islam dan Muslim.
"Apa yang dilihat masyarakat Eropa hanyalah Islamofobia bukan Islam," komentarnya menanggapi pernyataan politisi sayap kanan Prancis, Marine Le Pen seperti dikutip The Hurriyet News Daily, Rabu (3/4).
Menurut Egemen, komentar Marine Le Pen menunjukkan penolakan kuat sebagian masyarakat Eropa akan kehadiran Islam dan Muslim. Padahal, kenyataan yang ada memperlihatkan Islam tumbuh dan berkembang di Eropa.
"Kami memahami apa yang dikatakan Le Pen, namun kami tidak terlalu peduli dengan komentarnya," ucapnya.
Egemen mengatakan penerimaan masyarakat Eropa terhadap Islam dan Muslim akan memberikan keuntungan bagi kawasan ini. Apalagi Eropa tengah mengalami satu masa sulit yang menandakan mereka tidak berada pada jalur yang benar.
Terkait soal penolakan Uni Eropa terhadap permohonan keanggotaan Turki, Egemen mengatakan satu hal yang keliru menjadikan identitas Turki sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim menghalangi negaranya menjadi anggota Uni Eropa.
"Isu ini tidak perlu dieksploitasi," katanya.
Sebelumnya, Marine Le Pen menyatakan Islamisasi terjadi di Prancis. Ia juga mengatakan perlu ada penolakan kuat terhadap keanggotaan Turki di Eropa. Prancis, negara asal Le Pen, merupakan salah satu negara Eropa yang menolak keanggotaan Turki.