REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tingginya indeks harga konsumen atau inflasi dalam tiga bulan perdana pada 2013 menjadi perhatian Kementerian Keuangan. Meskipun demikian, Wakil Menteri Keuangan Mahendra Siregar menyebut permasalahan ini belum memerlukan tindakan dari sisi fiskal.
"Ini adalah inflasi yang didorong oleh kekurangan pasokan. Idealnya kita selesaikan di bagian itu," tutur Mahendra kepada wartawan di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kamis (4/4). "Ini harus direspon dengan langkah-langkah yang lebih efektif," ujar Mahendra menambahkan.
Sebagai catatan, secara kumulatif inflasi Januari hingga Maret 2013 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) telah mencapai 2,41 persen. Rinciannya inflasi Januari 1,03 persen, Februari 0,75 persen dan Maret 0,63 persen. Terhadap inflasi Maret 2013, bawang merah memiliki andil 0,44 persen dan bawang putih 0,20 persen.
Mahendra menyatakan inflasi dapat disebabkan beberapa faktor. Selain faktor suku bunga dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, inflasi juga dapat disebabkan lonjakan harga.
Dalam artian permintaan dari masyarakat tidak dapat tertutupi akibat gangguan pasokan. Oleh karena itu perbaikan di sisi pasokan mutlak dilakukan.
Secara khusus, Mahendra menyatakan pembatasan produk hortikultura seperti bawang merah dan bawang putih tidak perlu dilakukan dalam bentuk kuota. Banyak cara lain seperti pengenaan tarif yang dapat mendorong produsen dalam negeri bisa bersaing. Meski demikian, Mahendra belum dapat berbicara lebih jauh terkait wacana ini. "Ini harus dilihat lagi secara menyeluruh," katanya menegaskan.