REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemain senior Persija Bambang Pamungkas menyatakan, belum ada kemajuan mengenai penyelesaian tunggakan gaji pemain.
Kedua operator liga, PT. Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) dan PT. Liga Indonesia belum bisa memberikan kepastian mengenai penyelesaian tunggakan gaji pemain.
Pada Rabu (9/4), Bambang yang merupakan Wakil Presiden Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia (APPI) beserta para petinggi APPI lainnya, melakukan pertemuan dengan para stakeholder sepak bola Indonesia di kantor Kemenpora, Senayan, Jakarta.
Bambang mengaku mengapresiasi digelarnya pertemuan tersebut. Hanya saja, pertemuan tersebut belum bisa menghasilkan keputusan apa-apa karena skema penyelesaian gaji yang ditawarkan sangat merugikan pemain.
"Belum ada titik temu. Skema yang ditawarkan tidak rasional," kata Bepe kepada wartawan di kantor Kemenpora, Rabu (10/4). Dijelaskan Bepe, PT. Liga Indonesia selaku operator Liga Super Indonesia menawarkan skema penyelesaian gaji pemain musim lalu dengan rentang waktu 6-24 bulan.
Skema ini tergantung besaran gaji pemain. Menurut Bepe, hingga saat ini skema itu belum bisa diterima APPI. "Kalau seperti itu, apa kabar dengan gaji musim ini?," kata dia. Sedangkan PT. LPIS selaku operator kompetisi Liga Prima Indonesia menawarkan skema terminasi kontrak.
Contohnya, dengan menjalin kesepakatan antara pemain dengan klub untuk memangkas gaji. Dari misalnya tujuh bulan tunggakan, hanya dibayarkan tiga bulan.
CEO APPI Valentino Simanjuntak menjelaskan, terminasi merupakan hal yang keji. Karena pemain tidak bisa mendapatkan sesuai haknya. "Bagi kami itu bukan keputusan yang saling menguntungkan. Itu kejam karena klub sama saja memotong hak para pemain," katanya.
Meski begitu, APPI mengembalikan segala keputusan kepada pemain dan akan membicarakannya dengan para pemain. Namun, tegas Valentino, ia berharap ada perjanjian secara tertulis apabila nantinya ada kesepakatan mengenai skema penyelesaian gaji. "Kami bosan kalau hanya sekadar omong kosong," ucapnya.