Rabu 17 Apr 2013 02:09 WIB

Inilah Kengerian Setelah Ledakan Bom Boston

Petugas PMK memastikan kondisi seorang korban selamat dalam insiden ledakan bom di dekat garis finis Maraton Boston 2013, Senin 15 April, 2013
Foto: AP PHOTO
Petugas PMK memastikan kondisi seorang korban selamat dalam insiden ledakan bom di dekat garis finis Maraton Boston 2013, Senin 15 April, 2013

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON---Joe Anderson baru saja melewati garis finis Boston Marathon pada Senin waktu setempat, ketika ia mendengar suara ledakan yang menewaskan dua orang, melukai puluhan orang dan membuat ketakutan ribuan penonton serta atlet.

 

Ledakan pertama, yang memecah jendela satu toko di dekat ujung garis lomba sekitar pukul 14.50 waktu setempat (Selasa, 01.50 WIB), membuat kaget sekumpulan orang yang telah berkumpul di Copley Square untuk menyaksikan akhir lomba. Beberapa detik kemudian, ledakan kedua mengirim gelombang ketakutan dan panik di antara kumpulan orang.

"Saya melihat banyak orang cedera. Saya melihat orang yang kelihatannya telah kehilangan kaki mereka. Ada banyak darah di kedua kaki mereka," kata Anderson, nelayan yang berusia 33 tahun dari Pembroke, Massachusetts. Ia telah membawa satu bendera Amerika untuk mengikuti lomba dengan jarak 42,16 kilometer tersebut.

Bendera itu masih membungkus pundaknya menjelang senja pada Senin, sewaktu ia berjalan perlahan menjauhi Massachusetts General Hospital, tempat banyak orang yang cedera sedang dirawat. "Kibarkan bendera itu tinggi-tinggi," begitu teriakan seorang pejalan kaki, sebagaimana dilaporkan Reuters. Buat orang Amerika, ledakan tersebut mengingatkan mereka akan serangan 11 September 2001, yang menghancurkan World Trade Center (WTC) di New York dan merusak Pentagon di Washington.

Ledakan tersebut terjadi sekitar 2,5 jam setelah para pemenang melewati garis finis, tapi lebih dari 5.700 pelari amatir masih berada di jalur lomba saat itu. "Mereka menghentikan kami setengah mil dari garis finis," kata Christine Haverly (20), mahasiswi Boston College dari Erie, Pennsylvania. "Mereka cuma mengatakan dua bom meledak, tapi mereka tidak memberi perincian mengenai apa pun. Kami berdiri di sana selama sekitar setengah jam."

Para pelari yang melintasi garis finis dapat terlihat menekan tombol berhenti di jam mereka, tepat saat ledakan pertama merontokkan jendela satu toko alat olah raga di sepanjang jalur lomba, sehingga kaca beterbangan ke arah kerumunan orang. "Semua pelari cuma berhenti," kata Kathleen Earley, guru yang berusia 26 tahun dari Boston, yang berjarak sekitar satu mil dari garis finis ketika ledakan terjadi. "Saya cuma berharap keluarga dan semua teman saya baik-baik saja," katanya.

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement