REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Wakil Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov, Kamis mengatakan bahwa penculikan dua uskup di Suriah adalah kejahatan besar. Bogdanov menambahkan bahwa negaranya sedang melakukan upaya untuk menjamin pembebasan dua rohaniawan senior itu.
Uskup Gereja Ortodoks Yunani, Aleppo Boulos Yaziji, dan Uskup Gereja Ortodoks Suriah, Yohanna Ibrahim, diculik pada Senin oleh pria-pria bersenjata. Keduanya diculik dalam perjalanan ke utara kota Aleppo dari perbatasan Turki.
"Sejauh yang kita prihatinkan, penculikan dua uskup di Suriah itu adalah kejahatan besar," kata Bogdanov kepada wartawan selama kunjungan singkat ke Beirut.
"Ini adalah masalah yang menyangkut semua orang di Suriah, termasuk masyarakat, kepemimpinan dan tentu saja gereja," tambahnya saat berbicara setelah pertemuan dengan Perhimpunan Ortodoks di Lebanon.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas kejahatan itu. Namun, sumber-sumber di Gereja Ortodoks Yunani mengatakan para penculik adalah para pelaku jihad Chechnya.
Rusia adalah pendukung utama Presiden, Bashar Al Assad, yang rezimnya juga menyalahkan pejuang Chechnya untuk penculikan dua uskup itu.
"Kami, negara Rusia, bersama dengan Gereja Ortodoks akan melakukan semua upaya yang diperlukan untuk menjamin pembebasan para sandera di Suriah. Kami juga akan membantu mengatasi krisis di negara itu," kata Bogdanov.
Penganut Kristen mencapai sekitar lima persen dari populasi Suriah. Mereka menjadi semakin rentan terhadap serangan dan penculikan-penculikan pelanggaran hukum yang telah menelan banyak korban di negara itu sejak Maret 2011.