REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Sebuah masjid baru akan dibangun di Georgia. Pembangunan itu didanai sepenuhnya oleh Turki."Kami berharap masjid baru menjadi jembatan memperkuat persahabatan antara Turki dan Georgia," ungkap Menteri Luar Negeri Turki Ahmed Davutoglu, seperti dikutip Eurasianet.org, Senin (29/4).
Sebelumnya, Turki telah setuju untuk membantu merehabilitasi bangunan tua di Georgia. Sebagai imbalan, Turki meminta pembangunan masjid besar di Batumi bagi Muslim Georgia.
"Baik gereja atau masjid itu warisan budaya kami. Kami sangat senang membantu rehabilitasi yang dilakukan pemerintah Georgia," kata Davutoglu.
Dia mengungkap, kedua negara memiliki sejarah yang sama. Gereja-gereja yang terletak di wilayah Turki adalah warisan sejarah Kesultanan di Turki. Sementara masjid yang terletak di Georgia adalah warisan sejarah dari Georgia, terutama Adjara yang merupakan wilayah dengan banyak warga Muslim.
"Kesepakatan ini akan menyatukan hubungan kedua negara ketimbang memisahkan. Dia meyakini negosiasi mengarah pada titik positif," kata dia. Secara terpisah, Menteri Luar Negeri Georgia Grigol Vashadze mendukung usaha kedua negara dalam mempererat hubungan.
Dia menekankan perundingan tentang topik ini seharusnya sudah diluncurkan lama."Hari ini, gereja dan masjid akan dipulihkan. Tentu saja, kami perlu melestarikan warisan budaya. Segera setelah perundingan memiliki bentuk konkret, masyarakat kedua negara akan tahu tentang itu,"katanya.
Bagi Georgia, pembangunan itu sempat memicu kekhawatiran. Pasalnya, pengaruh Turki akan semakin kuat dengan memanfaatkan komunitas Muslim Georgia. Namun, Georgia tak bisa memiliki pilihan lain.
Di masa lalu, Georgia dan Azerbaijan merupakan mitra utama Ustmani. Selepas menjadi Republik, permasalah agama menjadi titik persoalan ketiga negara dalam kerjasama ekonomi dan keamanan.