REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING---Polisi Cina membongkar jaringan kejahatan, yang mengeruk hasil lebih dari sejuta dolar dengan menjual daging tikus serta mamalia kecil lain, yang dipalsukan sebagai daging domba, kata pihak berwajib.
Keberhasilan polisi itu dilakukan dalam gerakan "makanan aman", yang berlangsung setelah merebak kasus flu unggas dan banyak tekanan dari pemerhati lingkungan.
Pihak berwajib menangkap 904 orang tersangka sejak akhir Januari karena memproduksi dan menjual produk daging palsu atau produk daging oplosan, kata pernyataan Kementerian Keamanan Masyarakat dalam laman resminya pada Kamis.
Selama penggerebekan, polisi menemukan seorang tersangka dengan marga Wei, yang diduga membubuhkan bumbu dan rempah-rempah untuk menjual daging tikus, rubah dan cerpelai pada supermarket di Provinsi Shanghai dan Jiangsu.
Polisi menangkap 63 tersangka yang terlibat dalam jaringan dalam kasus yang melibatkan uang sekitar 10 juta Yuan atau 1,6 juta dolar AS hasil penjualan daging palsu itu sejak 2006. Kendati ada upaya terus-menerus dari polisi, kejahatan "pangan aman" masih banyak terjadi, dan selalu muncul yang baru dengan bentuk baru, kata kementerian.
Polisi menyita barang bukti berupa 20 ribu ton daging olahan palsu atau oplosan setelah berhasil membongkar jaringan pabrik makanan gelap dalam operasi secara nasional, kata Kementerian Keamanan Masyarakat.
keamanan pangan dan pencemaran lingkungan merupakan masalah yang genting di Cina dan kegelisahan atas makanan palsu atau makanan beracun biasa menyebar dengan cepat. Pada April banyak konsumen yang kehilangan selera pada jenis olahan unggas akibat merebaknya virus baru flu unggas, H7N9 di Cina. Penjualan pakan dari jenis unggas menurun hingga 80 persen di China bagian timur, tempat flu unggas berjangkit, meskipun para ahli menegaskan bahwa ayam yang diolah dengan matang akan aman.