REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Riset PT Trimegah Asset Management Ivan Chamdani mengungkapkan harus ada strategi tertentu dalam mengelola produk reksa dana pascaturunnya outlook utang Indonesia oleh Standard & Poor's Ratings (S&P) dari positif ke stabil.
"Sektor yang terpengaruh adalah sektor obligasi," ujar Ivan, Selasa (7/5). Sektor ini merupakan yang paling sensitif oleh penurunan outlook. Oleh karena itu perseroan harus lebih berhati-hati dalam menetapkan portofolio reksa dana, terutama di efek utang.
Penurunan outlook diakui cukup sensitif bagi pasar modal Indonesia. Namun Trimegah tetap optimistis karena peringkat Indonesia tidak beranjak dari posisinya selama beberapa tahun.
Terkait kondisi pasar utang tersebut, perseroan yang baru saja meluncurkan produk baru, TRAM ALPHA, akan lebih berhati-hati dalam menginvestasikan reksa dana tersebut. Seperti diketahui reksa dana baru ini akan diinvestasikan ke efek ekuitas, efek utang, dan pasar uang. Investasinya bergantung kondisi pasar. Jika pasar utang sedang fluktuatif, maka investasi akan dialihkan ke dua pilihan lain.
TRAM ALPHA yang mulai ditawarkan pada awal Mei ini ditargetkan memberikan kontribusi terhadap dana kelolaan perseroan sebesar Rp 300 miliar. "Sampai 5 Mei 2013 dana kelolaan dari produk ini sudah sebesar Rp 87 miliar," kata Ivan.