REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umroh (PHU), Kementrian Agama, Anggito Abimanyu menyatakan akan memanfaatkan dana haji secara maksimal mulai 2013 ini.
Selama ini dana haji kata dia hanya diinvestasikan melalui sukuk atau obligasi syariah saja dan disimpan di perbankan. Dana ini, ke depan akan diinvestasikan ke beberapa sumber sehingga memberikan nilai manfaat yang lebih tinggi.
"Saat ini dana haji mencapai Rp 53 Trilyun padahal 2012 lalu baru Rp 45 Trilyun. Dari jumlah itu Rp 35 Trilyun untuk sukuk syariah dan sisanya di perbankan," ujarnya.
Ia memberikan keterangan usai membuka review review terhadap pelaksaan sistem informasi komputerisasi haji terpadu (siskohat) dan Bank Penerima Setoran (BPS) Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) 2013 di Yogyakarta, Jumat (10/5).
Review tersebut dihadiri pimpinan BPS BPIH se-Indonesia dan Kepala 15 embarkasi haji. Kegiatan ini berlangsung sejak Kamis (9/5) hingga Jumat (10/5).
Anggito mengatakan saat ini PHU tengah menggali beberapa sumber investasi yang bisa ditanami dana haji tersebut. Kemenag, imbuhnya, juga akan membuka beberapa institusi baru untuk peluang bisnis tersebut.
"Kita berfikir akan memperluas untuk pemanfaatan dana haji. Nilai yang disimpan secara finansial semakin kecil karena inflasi terus naik," katanya.
Salah satu upaya untuk pengembangan investasi tersebut adalah untuk pengembangan produk halal dan busana muslim di Indonesia.