REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Ketua Biro Politik Hamas, Khalid Misyal, menegaskan gerakannya komit dengan kerja militer menghadapi penjajah Israel disamping pilihan lainnya dalam membebaskan Palestina.
Misyal menegaskan kembali bahwa Hamas menolak solusi pendirian dua negara. Ia mengkritik kunjungan Menlu Amerika Serikat, John Kerry, yang bertujuan menggulirkan perdamaian Palestina-Israel.
Soal hubungan dengan Fatah, Misyal menegaskan Hamas masih terus komitmen dengan perjuangan militer bersenjata sementara Fatah masih komitmen dengan usaha diplomasinya. Ia menambahkan perlawanan militer yang dilakukan Hamas adalah sarana untuk tujuan dan bukan tujuan itu sendiri.
''Perlawanan rakyat (sipil) adalah pilihan lain, juga diplomasi untuk menyeret Israel agar membayar kejahatannya di mata hukum,'' katanya seperti dikutip Infopalestina.
Misyal mengatakan penolakan Hamas atas solusi 'pendirian dua negara' dengan alasan bahwa Hamas tidak antiyahudi berdasarkan keyakinan dan etnis.
''Namun, konflik kami dengan zionis penjajah,'' katanya. ''Kami di Hamas bukan pembunuh warga Yahudi dan kami tidak haus darah.''