Kamis 16 May 2013 22:15 WIB

Pabrik Sepatu Kamboja Rubuh, 6 Tewas

Tentara dan regu penyelamat melakukan pencarian korban rubuhnya gedung pabrik sepatu di distrik Kong Pisei, provinsi Kampong Speu, 50 kilometer sebelah barat ibukota Phnom Penh, Kamboja, Kamis  (16/5).
Foto: Reuters
Tentara dan regu penyelamat melakukan pencarian korban rubuhnya gedung pabrik sepatu di distrik Kong Pisei, provinsi Kampong Speu, 50 kilometer sebelah barat ibukota Phnom Penh, Kamboja, Kamis (16/5).

REPUBLIKA.CO.ID,KONG PISEI -- Pabrik Sepatu Wing Star Shoes milik pengusaha Taiwan yang berada di Kamboja runtuh. Sejumlah pekerja mengalami luka-luka dan enam diantaranya tewas. Menurut penuturan sejumlah saksi, saat itu mereka sedang bekerja seperti biasa, Kamis pagi (16/5) ketika langit-langit jatuh dan menimpa mereka. Polisi mengatakan langit-langit itu ambruk, kemungkinan karena terlalu banyak barang yang disimpan di lantai atasnya.

Upaya penyelamatan segera dilakukan untuk menyelamatkan korban dari reruntuhan gedung yang tidak tinggi di provinsi Kampong Speu, sekitar 75 kilometer sebelah barat ibukota tersebut. Sedikitnya enam orang dilaporkan terluka dalam insiden tersebut. Setelah melakukan upaya pencarian selama beberapa jam, petugas mengatakan tidak ada lagi yang terperangkap dalam gedung itu.

Kecelakaan itu terjadi kurang dari sebulan setelah gedung tempat pabrik garmen rubuh di Bangladesh, menewaskan lebih dari 1.100 pekerja.

Bencana itu telah mendorong diadakannya pembicaraan mengenai kondisi kerja dan standar keselamatan di beberapa pabrik Asia, yang dimanfaatkan oleh banyak perusahaan toko-toko di Barat karena upah buruhnya yang murah.

Pemerintah Bangladesh mengatakan pihaknya telah menutup 18 perusahaan garmen karena alasan keselamatan. Pemerintah juga berencana menaikkan upah minimum bagi pekerja pabrik garmmen dan mempermudah pembentukan serikat buruh. Keluhan juga telah ada mengenai upah rendah dan kondisi kerja yang berat di pabrik-pabrik Kamboja, yang menimbulkan beberapa protes baru-baru ini dan pemogokan oleh pekerja yang marah.

sumber : VOA
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement