REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Polisi Mesir marah dengan penculikan tujuh rekan mereka oleh kelompok bersenjata di Semenanjung Sinai. Mereka memblokir perbatasan komersial dengan Israel untuk menekan pemerintah Kairo membantu membebaskan sandera.
Sebuah video diposting Ahad (19/5), menunjukkan, tujuh orang yang ditutup matanya mengatakan mereka adalah sandera. Mereka memohon Presiden Muhammad Mursi menukarkan mereka dengan tahanan politik.
Mursi mengatakan semua pilihan terbuka untuk membebaskan para sandera. "Kami tidak akan menyerah pada pemerasan apa pun," ujarnya di Twitter seperti dilansir Reuters.
Sejumlah pria bersenjata menuntut pembebasan militan yang ditangkap di jalanan antara kota Sinai dan Rafah pada Kamis lalu. Video tersebut belum dapat dikonfirmasi, tapi suratkabar negara, Al-Ahram mengatakan petugas keamanan tengah mencari keaslian video tersebut.
Polisi memblokir pos perbatasan lain, Rafah yang membelah Jalur Gaza sejak Jumat untuk menekan Mursi. Puluhan polisi melakukan protes pada Ahad kemarin dengan memblokir persimpangan al-Awja sekitar 40 km selatan Rafah dengan truk yang membawa barang untuk Mesir dan Israel.
"Lalu lintas truk dihentikan," ujar salah satu orang.
Juru bicara Otoritas Bandara Israel, Ofer Lefter mengatakan lalu lintas di kedua arah berhenti karena tindakan polisi di al-Awja yang dikenal di Israel sebagai persimpangan Nitzana.