REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Pembangunan Asia (ADB) mengatakan, meski Asia-Pasifik menunjukkan kinerja yang baik dalam mengurangi kemiskinan, tetapi kesenjangan penghasilan di kawasan tersebut menghalangi kemajuan dalam mengentaskan kemiskinan.
"Meski catatan masa lalu menunjukkan pertumbuhan ekonomi tinggi, pengurangan kemiskinan yang tajam tetap menjadi prioritas pembangunan utama setelah 2015," kata Dirjen Evaluasi Independen ADB, Vinod Thomas, dalam rilis ADB yang diterima di Jakarta, Kamis (23/5).
Menurut Vinod Thomas, beragam studi mengindikasikan bahwa pola pertumbuhan ekonomi tidak akan cukup dalam menghambat lonjakan kesenjangan yang mengancam pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Ia memaparkan, jurang perbedaan jumlah harta-benda antara si kaya dan si miskin semakin melebar di sekitar separuh kawasan Asia-Pasifik yang menjadi tempat tinggal dari 80 persen populasi kawasan tersebut.
Selain itu, lanjutnya, kesenjangan ekonomi Asia tidak hanya terbatas pada minimnya penghasilan, tetapi juga dalam ketimpangan yang besar dari beragam aspek lainnya seperti pelayanan dasar kesehatan. "Kualitas pertumbuhan ekonomi adalah esensial," kata Thomas.
Ia mengingatkan bahwa terabaikannya kualitas pertumbuhan di sejumlah kawasan juga berdampak kepada beban yang harus dihadapi masyarakat di sejumlah negara seperti malnutrisi di antara anak-anak India, serta menurunnya kesehatan akibat polusi udara kronis di Cina.