Senin 10 Jun 2013 13:41 WIB

Penelitian: Lelehnya Kutub Selatan Tidak Seekstrem Dugaan Awal

Red:
abc news
abc news

REPUBLIKA.CO.ID AUSTRALIA -- Penelitian baru oleh sebuah kelompok ilmuwan internasional mendapati bahwa lelehnya lapisan es di Antarktika atau Kutub Selatan mungkin tidak separah seperti diperkirakan semula oleh IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change).

Laporan tersebut, Ice-sheet mass balance and climate change, yang diterbitkan di jurnal Nature menegaskan bahwa Antarktika dan Greenland sama-sama kehilangan es dan ikut menyebabkan naiknya permukaan laut.

Namun didapati bahwa Greenland kehilangan es dua-kali lipat dari Antarktika, dan bahwa melelehnya es di Antarktika mungkin tidak separah dari dugaan semula.

Ian Allison dari Universitas Tasmania mengatakan laporan itu merupakan informasi penting yang masih mengakui dampak perubahan iklim.

"Ini adalah pengurangan dari proyeksi ekstrim sebelumnya, dan melihat kontribusi pada masa depan atas peningkatan permukaan laut atas hasil-hasil utama yang ditemukan oleh IPCC dalam penelitian terakhir mereka -yang masih mengkhawatirkan," katanya.

Profesor Allison mengatakan, pengaruh peningkatan permukaan air laut ini adalah satu dari beberapa pengaruh lainnya yang disebabkan perubahan iklim.

"Ini bukan hanya masalah peningkatan permukaan air laut, ini juga pengaruh badai dan kejadian cuaca ekstrim, yang biasanya terjadi satu kali dalam seratus tahun...mereka akan mulai terjadi setiap sepuluh tahun atau beberapa tahun," katanya.

Ia juga mengatakan, dampak dari naiknya permukaan laut adalah sebagian dari dampak besar lainnya akibat perubahan iklim.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement