REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Laporan yang mengatakan 450 calon pengantin perempuan di India yang dipaksa tes keperawanan dan kehamilan sebelum menikah massal mendapat kritik dari kelompok advokasi.
Pada pekan lalu, sekelompok perempuan yang menyiapkan upacara pernikahan di Madhya Pradesh dipaksa melakukan tes tersebut. Sejumlah perempuan mengatakan tes tersebut memalukan dan menyakitkan.
Otoritas lokal setempat membantah mereka melakukan tes keperawanan. Tes tersebut merupakan tes kehamilan untuk memastikan calon pengantin tidak hanya menginginkan hadiah pernikahan sebesar 70 euro.
Huffington Post melaporkan dari 450 orang yang dites, sembilan orang dilaporkan tengah hamil. Anggota dewan lokal yang membuat pernikahan massal tersebut mengatakan tes tersebut dapat dilakukan pada pengantin di pernikahan massal.
Pernikahan massal menjadi skema pemerintah di Madhya Pradesh yang membantu perempuan menikah tanpa kendala mahal. Langkah itu dimulai pada 2006 oleh Menteri Utama Shivraj Singh Chauhan untuk membantu orang miskin serta perempuan seperti janda dan cacat.