REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- klub-klub LPIS, yang berasal dari Indonesian Premier League (IPL) dan Divisi Utama (DU), melakukan pertemuan dengan eks Chairman English Premier League (EPL), Sir Dave Richards, yang khusus datang diutus FIFA untuk mendengar permasalahan sepak bola di Indonesia. Pertemuan ini digelar untuk menggali informasi dan saling tukar pengalaman mengenai pengelolaan sepak bola.
Dalam pertemuan yang digelar selama sekitar empat jam di Hotel Santika Jakarta pada Minggu (16/6) itu, Sir Richards juga membeberkan bahwa kesuksesan EPL tidak bisa diraih dalam waktu singkat.
“Butuh waktu 22 tahun agar bisa seperti sekarang. Jadi, semuanya tidak bisa terjadi dengan instan,” jelas pria kelahiran Walkley, Sheffield, 70 tahun lalu seperti dikutip situs Premierleague.co.id.
Pria yang selalu tampak energik yang juga pemilik klub Sheffield Wednesday ini mengungkapkan banyak jalan terjal yang dilalui klub-klub di Inggris untuk membentuk EPL. Sir Richards yang menjabat Chairman EPL sejak 1999 juga mengajak klub-klub LPIS untuk membenahi bersama-sama kompetisi sepak bola di Indonesia dan bergerak menatap harapan di masa depan.
Salah satu hal yang menjadi sorotannya adalah pengaturan skor (match fixing) maupun suap. Menurut Sir Richards, dua hal ini harus segera dihapuskan kalau Indonesia mau maju dalam persepakbolaannya.
“Klub-klub juga harus banyak berperan karena sebenarnya liga ini adalah milik klub, bukan milik federasi. Federasi sepakbola hanyalah organisatornya saja,” jelasnya.
Ia mencontohkan, saat berdirinya EPL, para pemilik klub hanya memiliki uang 40 juta poundsterling saja. Namun, kini nilainya beratus-ratus kali lipat dibandingkan modal awalnya.