REPUBLIKA.CO.ID, PBB -- Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon dan Dewan Keamanan, Rabu (19/6), menyatakan kemarahan pada serangan gerilyawan terhadap kompleks PBB di Somalia yang menewaskan sedikitnya sembilan orang. Tujuh penyerang juga tewas dalam bom bunuh diri di kompleks PBB di Mogadishu.
Ban menelepon Presiden Somalia, Sheikh Hassan Mohamud, segera setelah serangan terjadi, kata juru bicara PBB Martin Nesirky. "Sekjen mengatakan PBB tidak akan mundur dari memberikan mandatnya," kata Nesirky, dalam pernyataan yang dirilis dari Beijing di mana Ban dalam kunjungan resmi, seperti dilansir dari AFP, Kamis (20/6).
Dia mengatakan, "Ban sangat prihatin dan marah oleh serangan tercela itu." Dewan Keamanan yang beranggotakan 15 negara juga mengatakan sangat marah dengan serangan tersebut dan memuji tanggapan berani oleh angkatan bersenjata Somalia dan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika-PBB yang berjuang menghadapi gerilyawan Shebab.
DK PBB menegaskan, tindakan teroris di Somalia tidak akan menyurutkan dukungannya terhadap transisi di negara tersebut untuk perdamaian dan stabilitas di sana. Pihaknya mengatakan siap untuk mengambil tindakan terhadap orang-orang yang berperilaku mengancam perdamaian, stabilitas atau keamanan Somalia.
Misi PBB di markas Somalia baru-baru ini telah dipindahkan ke Mogadishu karena ancaman keamanan dan Nicholas Kay, seorang diplomat Inggris, telah memulai sebagai utusan PBB di sana pada 3 Juni. "Saya tidak berpikir ada optimisme yang berlebihan," kata Duta Besar Inggris untuk PBB, Mark Lyall Grant, presiden Dewan Keamanan untuk bulan Juni.