REPUBLIKA.CO.ID, BISHKEK -- Parlemen Kirghizstan, Kamis, memutuskan untuk tidak memperpanjang sewa pangkalan udara Manas mulai 2014 kepada Amerika Serikat yang kemudian menggunakannya untuk mengangkut pasukan dan peralatan kampanye militer koalisi ke Afghanistan.
Parlemen mengesahkan rancangan undang-undang di mana perjanjian antara Kirghizstan dan Amerika Serikat ditandatangani pada 2009 akan berakhir pada Juli 2014. Pasukan pimpinan AS dijadwalkan untuk ditarik keluar dari Afghanistan pada akhir 2014 dan menyerahkan masalah keamanan kepada pasukan Afghanistan.
Parlemen Kirghizstan mengesahkan rancangan undang-undang dengan tiga kali pembacaan penutupan untuk mendapat dukungan bulat. RUU tersebut sekarang harus ditandatangani menjadi undang-undang oleh Presiden Almazbek Atambayev dalam waktu satu bulan.
Parlemen juga telah meratifikasi perjanjian yang memungkinkan NATO untuk menggunakan negara Asia Tengah itu sebagai rute transit darat yang ditandatangani pada Mei di Chicago.
Fasilitas pangkalan udara adalah salah satu aset strategis negara Asia Tengah yang miskin sumber daya itu dan selama bertahun-tahun telah menjadi penyebab perundingan tegang dengan Washington yang membayar sewa tinggi untuk pangkalan tersebut.
Atambayev mengatakan pangkalan yang dibangun pada tahun 2001 itu mendatangkan terlalu banyak risiko keamanan bagi Kirghizstan. Hal tersebut merujuk kepada risiko serangan oleh musuh-musuh AS seperti gerilyawan Islam.
Pemerintah sekarang ingin mengubah Manas menjadi pusat penerbangan sipil untuk pesawat penumpang. Kirghizstan yang terjebak daratan saat ini menjadi satu-satunya negara di dunia yang menjadi tuan rumah baik pangkalan Rusia dan pangkalan militer AS.
Tiga anggota awak AS tewas pada Mei ketika pesawat pengisian bahan bakar mereka jatuh di pegunungan Kirghizstan tak lama setelah lepas landas dari pangkalan Manas.