REPUBLIKA.CO.ID, LUQUN -- Korban tewas kerusuhan di Xinjiang meningkat menjadi 35 orang. Menurut kantor berita Pemerintah, Xinhua, angka ini yang tertinggi sepanjang 4 tahun terakhir.
Xinhua melaporkan, dikutip dari Bloomberg News, 24 orang tewas diantaranya 16 warga sipil Uighurs dan dua orang polisi. Kejadian ini terjadi ketika sekelompok orang menyerang kantor polisi, gedung pemerintah dan konstruksi bangunan di Lukqun, Xinjiang.
Berdasar laporan sejauh ini polisi menembak mati 11 penyerang. Sementara 21 polisi dan beberapa warga mengalami luka-luka. Polisi berhasil menangkap 4 orang penyerang.
Sayangnya laporan Xinhua tidak menyebutkan alasan penyerangan. Selain itu laporan tersebut juga tak menyebutkan etnis dari para penyerang yang disebut Xinhua sebagai kelompok teroris.
Sebelumnya Associated Press, yang juga mengutip Xinhua melaporkan 27 orang tewas. Namun AP menggarisbawahi kemungkinan laporan ini tak berimbang karena berasal dari seorang anggota Komite Partai Komunis setempat.
Apalagi, berdasarkan laporan Global Times, polisi mendirikan pos pemeriksaan di jalan menuju Lukqun. Selain itu mereka melarang media untuk masuk dengan alasan keamanan.
Meski 90 warga Cina berasal dari etnis Han, namun 40 persen warga Xinjiang sebanyak 22 juta orang adalah etnis Uighur. Sebagai mayoritas, kekuasaan tetap didominasi etnis Han
Selama ini etnis Uighur memprotes langkah Pemerintah Cina yang mendorong migrasi besar-besaran warga Han ke Xinjiang. Bentrokan kedua etnis ini memuncak di tahun 2009, ketika 200 orang tewas akibat kerusuhan di ibukota provinsi, Urumqi.