REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kiper PSMS Medan Irwin Ramadhana merasa aneh dengan sikap PSSI yang mengancam memberikan sanksi atas aksi demonstrasi 11 pemain PSMS di Jakarta, pada pertengahan Juni lalu. Pada Rabu (3/7) malam, PSSI melalui Komisi Disiplin menyatakan akan memberikan sanksi karena aksi demo 11 pemain PSMS dinilai sebagai perilaku buruk.
Namun Komdis akan lebih dulu memanggil perwakilan pemain untuk melakukan pembelaan dan klarifikasi. "Aneh, kami ini kan korban. Bukannya ditolong malah makin disengsarakan. Kami di Jakarta tidak berbuat onar, kami menyuarakan aspirasi dengan damai dan tertib," kata Irwin kepada Republika.
Seperti diketahui, 11 pemain PSMS Medan mendatangi Jakarta untuk memperjuangkan gaji 10 bulan yang belum dibayarkan klub. Mereka sempat melakukan aksi damai di depan kantor PSSI selama beberapa hari. Namun hingga kini belum ada kepastian mengenai penyelesaian tunggakan gaji.
"Silakan Komdis jatuhkan sanksi, tapi PSMS Medan harus bayar dulu gaji kami," tambahnya.
Ketua Komdis PSSI Hinca Panjaitan mengatakan bahwa aksi demo 11 pemain PSMS telah keluar dari mekanisme keolahragaan. Harusnya tuntutan penyelesaian gaji bisa dilakukan dengan cara profesional sesuai yang tertera dalam kontrak antara pemain dan klub.
"Bagaimana kami mau diskusi, ketua umum PSMS Medan ditemui saja sulit. Sekalinya ketemu hanya janji-janji yang diberikan. Kami sudah jengah. Makanya kami datang ke Jakarta untuk meminta bantuan PSSI," ujarnya.
Mengenai pemanggilan oleh Komdis, Irwin mengatakan para pemain PSMS Medan pasti bersedia. Asalkan biaya keberangkatan dan pulang ditanggung oleh PSSI.